KabarBaik.co – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar, Dewi Masitoh, menegaskan bahwa langkah intensifikasi menjadi kunci di tengah tantangan menurunnya luas lahan sawah di wilayah tersebut.
Dengan memanfaatkan ruang-ruang kosong di sekitar lingkungan, pertanian di Kota Blitar terus berinovasi untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mendukung ketahanan pangan.
“Kita tidak lagi bisa melakukan ekstensifikasi karena keterbatasan lahan. Maka, langkah intensifikasi menjadi solusi utama dengan memaksimalkan potensi ruang kosong yang ada,” ujar Dewi Masitoh, Jumat (10/1).
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kota Blitar memiliki 95 Kelompok Wanita Tani (KWT) yang terus dibina. Pada tahun 2024, enam kelompok tani mendapatkan bantuan masing-masing sebesar Rp 50 juta untuk mendukung kegiatan pertanian.
Hasil dari program ini tidak hanya menguntungkan petani, tetapi juga memberikan dampak sosial, di mana 10 persen hasil panen disalurkan kepada anak-anak stunting di sekitar lokasi pertanian.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar juga menggerakkan KWT secara masif untuk menanam sayuran. Fasilitas berupa sarana dan prasarana telah disiapkan untuk mendukung program ini. Selain itu, generasi muda juga dilibatkan untuk menciptakan regenerasi petani.
“Bertani masih kurang diminati oleh generasi muda. Namun, jika petani milenial mau berkarya di sektor ini, saya yakin mereka pasti bisa sukses. Kita terus mengajak generasi muda agar bertani bisa menjadi profesi yang eksis dan membanggakan,” jelas Dewi.
Melalui langkah-langkah intensifikasi, pemberdayaan KWT, dan pelibatan petani milenial, Kota Blitar optimis mampu meningkatkan ketahanan pangan serta membantu menyelesaikan permasalahan stunting. (*)