KabarBaik.co – Setelah tujuh hari pencarian intensif, operasi penyelamatan bocah Dukun, Gresik laki-laki berusia sembilan tahun yang diduga tenggelam di Sungai Bengawan Solo resmi dihentikan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik Sukardi, menyampaikan bahwa mulai hari ini, Senin (9/6), pencarian korban dinyatakan ditutup dengan hasil nihil.
“Dengan berat hati, kami sampaikan bahwa operasi SAR untuk korban tenggelam di Sungai Bengawan Solo dihentikan setelah tujuh hari pencarian tanpa hasil,” kata Sukardi saat dihubungi.
Korban bernama Ahmada Ainun Haq, seorang anak berkebutuhan khusus dengan kondisi down syndrome dan autis, dilaporkan tenggelam di wilayah Desa Dukun Anyar, Kecamatan Dukun, Kabupaten Gresik.
Kejadian ini memantik keprihatinan banyak pihak, mengingat kondisi korban yang membutuhkan perhatian dan pengawasan khusus.
Laporan pencarian terakhir pada hari ke 7 pencarian dilakukan pada Minggu, (8/6) pukul 14.00 WIB. Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD Gresik, BPBD Jawa Timur, BASARNAS, TNI, Polri, hingga unsur masyarakat, melakukan penyisiran intensif menggunakan tiga unit perahu LCR.
Penyisiran dilakukan dari titik lokasi kejadian hingga ke Bendungan Gerak Sembayat (BGS), namun korban tak kunjung ditemukan.
“Seluruh tim melakukan manuver dan pemantauan pembukaan pintu BGS. Setelah evaluasi di hari ketujuh, pencarian resmi ditutup,” lanjut Sukardi.
Bocah Dukun Gresik Hilang 4 Hari, Jejak Kaki dan Sandal Ditemukan di Tepi Sungai Bengawan Solo
Ciri-ciri korban saat kejadian antara lain rambut hitam pendek dan lurus, kulit sawo matang, serta mengenakan kaos putih bergambar keluarga.
Pencarian ini melibatkan berbagai unsur mulai dari SAR Pangkah, MDMC Gresik, RAPI, TRC Desa, hingga warga sekitar. Mereka dibekali perahu karet, pelampung, ring buoy, hingga perlengkapan pelindung pribadi seperti helm, masker, dan sarung tangan.
Sukardi menyampaikan duka mendalam atas musibah ini. Ia juga mengingatkan pentingnya pengawasan terhadap anak-anak, terutama di sekitar aliran sungai.
“Kami sampaikan bela sungkawa sebesar-besarnya kepada keluarga korban. Semoga diberi ketabahan. Kami juga mengimbau orang tua agar lebih waspada dan tidak membiarkan anak-anak bermain di tepian sungai tanpa pengawasan,” ucapnya.
Peristiwa ini menambah daftar panjang kasus anak-anak yang tenggelam di perairan terbuka. Harapan Sukardi, kejadian serupa tidak terulang kembali.(*)