Pengamat Sebut MBG dan Sekolah Rakyat Bantu Cetak Pesepak Bola Unggul

oleh -209 Dilihat
eb9d9ae8 f293 4230 86ff 8aa17a1b6399.jpeg
Menu MBG tengah disiapkan

WhatsApp Image 2025 08 12 at 3.42.08 PM

KabarBaik.co – Pengamat sepak bola Indonesia Mohamad Kusnaeni menilai program Makan Bergizi Gratis dan Sekolah Rakyat sebagai program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dapat membantu mencetak generasi pesepak bola unggul di Tanah Air.

“Talenta pesepak bola unggul itu pada dasarnya tidak hanya dibangun dari bakat alamiah, tetapi dukungan gizi dan tingkat kecerdasan merupakan bagian dari elemen yang ikut menentukan,” kata Mohamad Kusnaeni ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (15/8).

Ia mengatakan hal itu menanggapi pencapaian program unggulan pemerintah yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan RUU APBN 2026 di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta.

Kusnaeni mengatakan dari sisi olahraga terutama sepak bola, dukungan gizi yang cukup sangat menentukan proses pembentukan fisik atlet-atlet sepak bola di usia muda.

Selama ini, kata dia, pembentukan fisik pemain Indonesia menjadi tanggung jawab keluarga, akan tetapi, banyak keluarga atlet yang memiliki kemampuan ekonomi yang kurang.

Hal itu yang menyebabkan banyak pesepak bola yang masih kurang maksimal secara fisik karena di usia muda atau anak-anak kurang mengkonsumsi makanan bergizi.

“Banyak yang kurang asupan protein, susu, vitamin yang cukup, sehingga di usia emas menjadi tidak optimal atau usia emas menjadi pendek,” katanya.

Kusnaeni mengatakan bahwa di luar negeri, banyak pesepak bola yang berkemampuan masih baik saat usia 30-an tahun. Bahkan pesepak bola asing yang bermain di Super League di Indonesia seperti David da Silva yang berusia 35 tahun, Ciro Alves 36 tahun tetapi masih memiliki performa di level yang tinggi.

“Sementara pemain kita rata-rata performanya menurun di usia 30-an, itu karena asupan gizi mereka pada proses pembentukan fisik dari 0-18 tahun tidak optimal,” katanya.

Kusnaeni mengatakan adanya intervensi MBG setidaknya membantu mengurangi kendala pemenuhan gizi talenta-talenta pesepak bola muda di Indonesia.

Walaupun, kata dia, program itu tidak sepenuhnya bisa mengatasi kekurangan yang ada karena kebutuhan kalori atlet berbeda dengan masyarakat biasa atau jauh lebih tinggi karena beban latihan yang berat.

Dalam konteks ini, kata dia, kebutuhan gizi generasi pesepak bola tetap membutuhkan dukungan keluarga dan pemerintah daerah untuk memberikan tambahan nutrisi yang masih kurang dari MBG.

Kusnaeni mengatakan selain itu, program Sekolah Rakyat juga bisa berperan meningkatkan kecerdasan talenta-talenta pesepak bola muda karena jika hanya mengandalkan bakat maka membuat daya saing akan berkurang.

Banyak atlet, kata dia, tidak mampu melanjutkan pendidikan karena terkendala ketidakmampuan ekonomi keluarga. Sehingga hadirnya program Sekolah Rakyat bisa memungkinkan para atlet muda mendapatkan pendidikan memadai secara gratis.

“Jadi dua program ini menurut saya sangat bermanfaat dari perspektif olahraga,” katanya.

Dalam pidato kenegaraannya, Presiden Prabowo Subianto berkomitmen melanjutkan program MBG dengan alokasi anggaran mencapai Rp 335 triliun dalam Rancangan Undang-undang (RUU) APBN 2026.

Kepala Negara menargetkan program MBG mampu menjangkau 82,9 juta siswa, ibu hamil, dan balita di seluruh pelosok negeri, untuk membangun generasi unggul.

Selain itu, Prabowo juga menegaskan komitmen pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan absolut melalui program Sekolah Rakyat. Dia menyebutkan pemerintahannya sudah membangun dan membuka 100 Sekolah Rakyat dan ditargetkan bertambah 100 sekolah setiap tahun pada tahun-tahun selanjutnya. (ANTARA)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.