KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Dinas Lingkungan Hidup menggelar apel bersama dan aksi bersih sampah plastik di Kecamatan Kedungadem, Kamis (5/6). Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada hari ini (5/6).
Peringatan tahun ini mengangkat tema global “Ending Plastic Pollution”, yang direspons Pemerintah Indonesia dengan semangat nasional bertajuk “Hentikan Polusi Plastik”. Tema tersebut menjadi seruan aksi nyata untuk menghentikan pencemaran plastik dan mempercepat pencapaian target pengelolaan sampah nasional.
Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menekankan pentingnya peran serta seluruh elemen masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Terutama dalam menghadapi persoalan sampah plastik yang semakin mengkhawatirkan.
“Hari Lingkungan Hidup Sedunia merupakan momentum global untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan kolektif dalam menjaga lingkungan. Krisis pencemaran plastik kini menjadi ancaman nyata bagi kehidupan di darat, laut, dan udara,” tegas Bupati.
Wahono mengungkapkan, tantangan terbesar dalam pengelolaan lingkungan saat ini adalah tingginya konsumsi masyarakat yang berdampak pada meningkatnya timbulan sampah, terutama plastik yang sulit terurai. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, jumlah timbulan sampah nasional pada 2024 mencapai 33,98 juta ton, dengan 40,17 persen di antaranya belum terkelola.
Sementara itu, timbulan sampah di Kabupaten Bojonegoro 2024 tercatat sebanyak 23.019 ton, dengan capaian pengelolaan mencapai 99,37 persen dan sisanya 0,63 persen atau sekitar 144 ton belum terkelola.
Bupati menyampaikan bahwa sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, pengelolaan sampah nasional ditargetkan mencapai 100 persen pada 2029 sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
“Diperlukan langkah progresif dan kolaboratif dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk pemerintah daerah, dunia usaha, sekolah, pondok pesantren, perguruan tinggi, komunitas, FKUB, hingga NGO dan institusi non-pemerintah,” seru Wahono.
Wahono juga mengimbau masyarakat untuk mulai menerapkan pola hidup bijak dalam mengelola sampah. Mulai dari pengurangan, pemilahan, hingga pengolahan sampah dari sumbernya. “Mari kita adopsi praktik-praktik berkelanjutan yang mendorong perubahan demi Bojonegoro yang Bahagia, Makmur, dan Membanggakan,” pungkasnya. (*)