KabarBaik.co– Hari Pahlawan tak selalu diperingati dengan upacara dan pidato. Bagi Mohamad Akhyak, pelukis pasir asal Jombang yang juga guru seni di MAN 3 Jombang, mengenang jasa pahlawan bisa dilakukan dengan cara yang lebih halus dan menyentuh lewat seni pasir.
Dengan jari-jarinya, Akhyak menari di atas butiran pasir, membentuk wajah-wajah para pejuang bangsa. Dari KH Hasyim Asy’ari, Jenderal Sudirman, hingga Cak Durasim, semua seolah bangkit kembali dari lembar sejarah.
“Saya ingin anak-anak bangsa bangga pada sejarahnya. Mereka bisa menunjukkan kecintaan itu lewat karya, apa pun bentuknya,” kata Akhyak, Senin (10/11).
Pria asal Dusun Bulak, Desa Mojokrapak, Tembelang, Jombang ini menghidupkan kembali semangat tokoh-tokoh perjuangan melalui medium sederhana, pasir.
Beberapa tokoh yang pernah ia lukis antara lain KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, Jenderal Sudirman, KH Wahid Hasyim, Cak Durasim, hingga Cak Asmuni.
“Mereka berjuang dengan caranya masing-masing. Tidak semua memegang senjata ada yang berjuang lewat ilmu, seni, dan budaya. Itulah yang membuat mereka abadi,” ujarnya.
Lewat karya seni pasirnya, Akhyak ingin menyalurkan semangat perjuangan kepada generasi muda. Ia percaya setiap orang bisa berkontribusi pada bangsa dengan caranya sendiri.
“Santri bisa lewat syair dan dakwah, pelajar lewat puisi atau drama, seniman lewat lukisan. Semua punya jalan masing-masing,” ungkapnya.
Bagi Akhyak, seni pasir bukan sekadar tontonan estetis, melainkan media pendidikan karakter.
“Lembut tapi kuat, sederhana tapi sarat makna. Bila kita mencintai pahlawan, lanjutkan perjuangannya lewat karya,” tambahnya.
Dalam membuat lukisan pasir, Akhyak menggunakan kanvas yang dilapisi lem kayu, lalu ditaburi pasir putih. Setelah kering dijemur, barulah ia membuat sketsa dan menambahkan warna dengan pasir berwarna hingga membentuk efek tiga dimensi.
“Saya sudah menekuni ini sejak tahun 2017,” jelasnya.
Karya Akhyak dijual mulai dari Rp 1,5 juta untuk ukuran 40×60 cm, hingga Rp 14 juta untuk ukuran besar 80×120 cm. Proses pembuatannya memakan waktu 3 hari hingga satu minggu, tergantung tingkat kesulitannya.
Sebagai putra daerah, Akhyak bangga pada tanah kelahirannya yang dikenal sebagai Kota Santri tempat lahirnya banyak pahlawan nasional dan tokoh bangsa.
“Jombang melahirkan pahlawan, generasi kini meneruskan perjuangan, dan seni menjadi penghubung nilai-nilai kebangsaan,” ujarnya.
Ke depan, Akhyak berencana membuat seri lukisan pasir bertema pahlawan dari seluruh Nusantara. Baginya, setiap guratan pasir bukan hanya keindahan visual, tapi juga doa dan pesan moral.
“Semoga perjuangan para pahlawan tetap hidup dalam hati generasi bangsa, dan menjadi cahaya yang menuntun mereka mencintai negeri ini lewat karya,” pungkasnya. (*)







