KabarBaik.co- Persebaya Surabaya akhirnya meraih kemenangan lagi dengan menundukkan Semen Padang 1-0 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Jumat (19/9). Gol tunggal Bruno Moreira pada menit ke-78 yang lahir dari assist istimewa Gali Freitas memang cukup untuk mengamankan tiga poin. Namun, kemenangan itu belum sepenuhnya memuaskan.
Bermain di kandang dan melawan Semen Padang, Green Force hanya mampu menghasilkan tiga tembakan tepat sasaran. Bahkan kerap menemui jalan buntu untuk dapat menembus jantung pertahanan rapat Kabau Sirah.
Pelatih Eduardo Perez mengakui hal itu. Ia menyebut timnya masih dalam proses menemukan bentuk permainan terbaik setelah kekalahan sebelumnya. “Kami tahu laga ini akan sulit, tapi para pemain tetap sabar dan akhirnya bisa mencetak gol. Gali bermain fantastis, Bruno juga, pun pemain lain. Kami akan lebih baik lagi di pertandingan selanjutnya,” ujarnya.
Dengan hasil tiga poin itu, memang Persebaya untuk sementara merangsek ke urutan ketiga di bawah Boreno FC dan Persija Jakarta. Namun, melihat performa itu, dari tribun terdengar kekecewaan suporter yang menilai permainan Persebaya lambat dan kurang agresif. Suara itu juga terdengar dari rumah-rumah yang selalu setia menyaksikan laga dari layar kaca.
Situasi ini menjadi tanda tanya besar bagi Bajol Ijo. Musim lalu, Persebaya dikenal sebagai salah satu tim paling produktif di kandang, dengan torehan 15 gol hingga pekan ke-14 yang membuat GBT menjadi markas paling subur di Liga 1.
Catatan historis juga menunjukkan klub ini mampu mencatatkan rekor 63 poin di musim 2021/22, yang hingga kini masih menjadi pencapaian terbaik sejak kembali ke kancah tertinggi sepak bola nasional. Bandingkan dengan kondisi awal musim ini: baru lima pertandingan berjalan, dan Persebaya belum benar-benar menunjukkan taringnya.
Skuad anyar yang dibangun musim ini sejatinya dipenuhi nama-nama penting. Kehadiran striker asing, pemain bertahan berpengalaman, hingga winger eksplosif seperti Gali Freitas diharapkan memberi warna baru. Perez pun diberi kepercayaan penuh untuk membawa transformasi, baik secara taktik maupun fisik. Namun, integrasi antarpemain jelas masih belum padu. Pergerakan yang dinamis di lini depan hanya sesekali efektif, sementara variasi serangan sering kali mentok di sepertiga akhir.
Tantangan Persebaya musim ini tidak ringan. Kompetisi Liga 1 kini jauh lebih ketat, dengan banyak tim mengandalkan kekuatan fisik dan organisasi pertahanan yang solid. Setiap peluang harus dimanfaatkan maksimal, karena lawan bisa mencuri hasil lewat serangan balik cepat.
Dalam konteks ini, efektivitas penyelesaian akhir menjadi pekerjaan rumah terbesar. Satu gol tipis atas Semen Padang bisa dirayakan, tetapi jelas belum cukup untuk memuaskan dahaga Bonek yang menginginkan tim kesayangan mereka tampil dominan dan mematikan.
Perez masih punya waktu untuk meramu racikan terbaiknya. Pekan depan, ujian berat menanti dengan laga tandang ke markas Dewa United. Persebaya harus datang dengan tekad penuh untuk menang, jika ingin benar-benar bersaing di papan atas. Sebab tanpa peningkatan signifikan di lini depan dan konsistensi permainan, mimpi Bajol Ijo untuk kembali menjadi kekuatan utama Liga 1 hanya akan tinggal sekadar janji. (*)







