KabarBaik.co – PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus memastikan distribusi LPG bersubsidi 3 kilogram (kg) tetap aman dan mencukupi hingga akhir tahun 2025. Meskipun alokasi untuk pengecer dibatasi, Pertamina menegaskan bahwa stok untuk masyarakat tetap tersedia dan pendistribusian diarahkan agar lebih tepat sasaran.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Ahad Rahedi, mengungkapkan bahwa pengecer kini hanya diperbolehkan menyalurkan maksimal 10 persen dari alokasi pangkalan. Pembatasan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pengawasan dan penyaluran yang lebih akurat kepada penerima manfaat langsung, yakni rumah tangga dan pelaku usaha mikro.
“Kami sudah menyiapkan tautan digital bagi masyarakat untuk mencari lokasi pangkalan resmi terdekat dari rumah. Ini untuk memudahkan masyarakat dan memastikan pembelian LPG dilakukan di tempat yang sah,” jelas Ahad ditemui di Surabaya, Rabu (6/8).
Ahad juga menjelaskan bahwa distribusi elpiji 3 kg di Jawa Timur pada semester I 2025 sudah mencapai 50–60 persen dari kuota tahunan. Pendistribusian ini juga mempertimbangkan momen hari besar keagamaan seperti Lebaran, serta musim panen dan libur panjang yang biasanya meningkatkan konsumsi.
“Ke depan kami juga mengantisipasi lonjakan permintaan saat Natal, Tahun Baru, dan liburan sekolah. Jadi, sisa kuota akan diatur agar tetap mencukupi hingga 31 Desember pukul 23.59,” tegasnya.
Pertamina juga aktif melakukan pemantauan di lapangan melalui Satgas Pengawasan LPG. Salah satu temuan yang cukup marak adalah pembelian tabung oleh individu dengan nomor induk kependudukan (NIK) yang sama secara berulang, namun tidak tercatat sebagai pengecer. Aktivitas semacam ini diduga menjadi celah penyalahgunaan, termasuk kemungkinan pengoplosan ke tabung non-subsidi.
“Secara fisik, tabung LPG mungkin terlihat serupa, tapi pembelian di pangkalan resmi Pertamina adalah jaminan produk asli dan bukan hasil oplosan,” ujarnya.
Terkait konsumsi bahan bakar minyak (BBM), Pertamina mencatat tidak ada lonjakan signifikan selama periode arus mudik Lebaran lalu. Hal ini diperkirakan akibat perlambatan ekonomi dan turunnya mobilitas masyarakat.
“Untuk sektor industri besar, konsumsi BBM masih stabil. Namun, jika sektor UMKM yang lebih terdampak ekonomi mulai bangkit, tentu konsumsi BBM di pasar ritel seperti SPBU bisa kembali meningkat,” imbuh Ahad.
Pertamina memastikan akan terus memantau perkembangan konsumsi dan menyesuaikan distribusi agar kebutuhan energi masyarakat, baik LPG maupun BBM, tetap terjamin sepanjang tahun.