KabarBaik.co – Pesawat yang mengangkut jemaah haji Kabupaten Jember kloter 33 mengalami gangguan teknis yang mengharuskan melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara.
Berdasarkan informasi pendaratan darurat itu terjadi pada Sabtu siang (21/6) kemarin. Meski sempat menimbulkan kekhawatiran, kondisi seluruh jemaah dipastikan dalam keadaan sehat dan aman.
Merespons kabar tersebut, Bupati Jember Muhammad Fawait, langsung melakukan konfirmasi dan menghubungi berbagai pihak.
“Saya kaget juga dapat info itu. Karena pesawat membawa jemaah Jember. Saya segera melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan para pendamping haji yang turut serta mendampingi kloter 33,” kata bupati yang biasa dipanggil Gus Fawait itu, Minggu (22/6).
Setelah mendapatkan infomasi, Gus Fawait memastikan semua jemaah dalam kondisi baik. “Alhamdulillah, tidak lama kami mendapatkan kabar bahwa semua jemaah baik-baik saja,” ungkapnya.
Atas kejadian itu, pihaknya mengapresiasi kesigapan pemerintah dalam merespons insiden ini, sehingga para jemaah mendapatkan pelayanan yang maksimal.
“Terima kasih kepada pemerintah terkait masalah kecepatan untuk merespon kejadian ini sehingga semua jemaah mendapatkan pelayanan yang baik dan kondisi kembali aman dan terkendali,” ucap Gus Fawait.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat khususnya para keluarga jemaah yang berada di Jember agar tetap tenang dan tidak panik.
“Tidak perlu khawatir, karena dari pihak kementerian dan juga dari kawan-kawan yang menjadi petugas haji sudah mendampingi para jemaah di kloter 33,” ungkapnya.
Sementara itu, Miftahul Munir, dari kelompok jemaah haji asal Wuluhan yang tergabung dalam kloter 33, juga memastikan bahwa seluruh jemaah dalam kondisi sehat.
“Kondisi saat ini dalam kondisi sehat wal-afiat, tidak kurang suatu apapun. Hanya terjadi kendala teknis sehingga pesawat harus melakukan pendaratan di Bandara Kualanamu,” jelas Miftahul Munir.
Menurutnya, pesawat sebenarnya sudah dalam kondisi layak untuk terbang, namun karena batas waktu penerbangan pilot hanya sampai pukul 14.00 WIB, maka keputusan diambil agar jemaah bermalam terlebih dahulu di Kualanamu.
“Bahkan seluruh kebutuhan jemaah selama transit di Kualanamu telah difasilitasi secara penuh oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Utara,” pungkasnya. (*)