Petilasan Dewi Sekartaji di Janti Kediri: Jejak Spiritualitas yang Gerakkan Budaya dan Ekonomi Lokal

oleh -333 Dilihat
49db4f9a a228 4fb4 8e1b 88d42eee3e29 scaled
Suasana Petilasan Dewi Sekartaji di Desa Janti, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. (Foto: Muhamad Dastian Yusuf)

KabarBaik.co – Sebuah petilasan yang diyakini sebagai tempat singgah spiritual Dewi Sekartaji ada di Desa Janti, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Dia adalah tokoh legendaris dalam kisah Panji Asmarabangun.

Petilasan itu kini menjadi pusat pelestarian budaya sekaligus penggerak ekonomi lokal. Banyak pengunjung yang datang untuk mendapatkan pengalaman spiritual di sana.

Dewi Sekartaji dikenal dalam cerita rakyat Jawa sebagai istri dari Panji Inu Kertapati atau Panji Asmarabangun. Dalam pengembaraannya, Dewi Sekartaji disebut pernah bertapa di wilayah Janti, sebuah titik yang kini dipercaya sebagai petilasannya.

“Tempat ini diyakini sebagai lokasi pertapaan Dewi Sekartaji saat menunggu Panji Inu Kertapati. Karena itu, sangat sakral bagi kami,” ujar Slamet, juru kunci petilasan, Minggu (25/5).

Slamet menyebut, dahulu petilasan tersebut hanya berupa gundukan tanah dengan batu bata kuno yang diperkirakan berasal dari tahun 100 Masehi.

Namun, letusan Gunung Kelud berulang kali mengubur jejak sejarah tersebut. Bahkan sejumlah arca yang sempat ditemukan di area ini sempat hilang pada tahun 1965.

Kini, di bawah kepemimpinan Kepala Desa (Kades) Janti, Muryadi, kawasan petilasan ini kembali dihidupkan sebagai ruang adat dan spiritual. Setiap bulan Suro, warga menggelar Grebeg Suro sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.

Selain menjadi pusat spiritual dan budaya, keberadaan petilasan ini juga berdampak positif pada ekonomi warga. Warga setempat sekaligus pedagang turut merasakan manfaat dari keramaian pengunjung.

“Alhamdulillah, sejak tempat ini ramai lagi, warung saya juga ikut ramai. Apalagi kalau ada acara adat, banyak yang beli kopi atau mie di sini,” ujar Ibu Supeni, pedagang setempat.

Petilasan Dewi Sekartaji kini tak hanya menjadi jejak leluhur. Tetapi juga simbol kehidupan yang menyatukan nilai sejarah, spiritualitas, dan ekonomi masyarakat sekitar.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Penulis: Muhamad Dastian Yusuf
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.