KabarBaik.co – Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di depan Pasar Baru Gresik semakin membuat pedagang pasar terhimpit. Mereka mengeluhkan sepinya pembeli yang lebih memilih berbelanja di luar, sehingga merugikan pedagang di dalam pasar.
Sebagai bentuk protes, pedagang pasar kompak mogok membayar retribusi sejak awal tahun 2024. “Pasar ini sepi sudah lama, tapi sekarang makin parah. Pagi-pagi saja sudah tidak ada pembeli,” keluh Kamisi, salah satu pedagang Pasar Baru Gresik, Rabu (29/1).
Ia menuding menjamurnya PKL di depan pasar sebagai penyebab utama penurunan jumlah pembeli. Menurut para pedagang, hingga kini belum ada tindakan tegas dari pemerintah untuk menertibkan PKL.
Bahkan, dua surat yang telah mereka layangkan ke berbagai pihak, termasuk Bupati Gresik, Sekda, Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag), serta Satpol PP, belum membuahkan hasil.
“Surat pertama kami kirim awal tahun 2024, lalu karena tidak ada tindakan, kami kirim lagi bulan November. Tapi sampai sekarang tetap tidak ada perubahan,” tambah Kamisi.
Hadi, pedagang lainnya, mengungkapkan bahwa dampak paling besar dirasakan oleh pedagang daging dan sayur yang kiosnya berada di bagian belakang pasar. “Banyak yang akhirnya memilih tutup karena tidak laku,” ujarnya.
Keberadaan PKL di depan Pasar Baru Gresik bahkan mendapat julukan “Pasar Bayangan” dari para pedagang resmi. Mereka berharap pemerintah segera mengambil langkah tegas agar pasar kembali ramai dan pedagang di dalam pasar tidak semakin merugi. (*)