KabarBaik.co – PT PLN Nusantara Power (PLN NP) kembali menegaskan komitmennya terhadap transisi energi bersih dan target Net Zero Emission (NZE) 2060 melalui peluncuran bio Compressed Natural Gas (BioCNG) pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Belawan, Sumatera Utara.
Inovasi ini menjadi yang pertama di Indonesia, memanfaatkan limbah kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif untuk cofiring pada gas turbin. Langkah ini sekaligus menjadi bukti bahwa limbah organik, jika diolah tepat, dapat menjadi sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan berdaya saing.
Peluncuran perdana cofiring BioCNG ini dihadiri Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng., IPU, serta Direktur Teknologi, Enjiniring, dan Keberlanjutan PT PLN (Persero), E. Haryadi.
“Saya sangat mengapresiasi cofiring BioCNG pertama di Indonesia oleh PLN Nusantara Power. Ini sejalan dengan pencapaian bauran energi baru terbarukan semester I yang sudah mencapai 14,5 persen, dan BioCNG akan menambah kontribusi EBT, khususnya di Sumatera Utara,” ujar Eniya, Jumat (15/8).
Senada, E. Haryadi menyebut inovasi ini bukan sekadar wacana, melainkan aksi nyata dalam mempercepat tercapainya NZE 2060 dan membangun masa depan energi yang lebih hijau. “Integrasi BioCNG sebagai bahan bakar alternatif mengurangi ketergantungan pada energi fosil sekaligus memanfaatkan limbah organik. Ini adalah praktik ekonomi sirkular yang memberi manfaat lingkungan, sosial, dan ekonomi,” tuturnya.
Indonesia, sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia, memiliki potensi besar mengolah limbah Palm Oil Mill Effluent (POME) menjadi BioCNG. Selain berstatus carbon-neutral, BioCNG memiliki kandungan metana tinggi yang mampu menggantikan sebagian kebutuhan gas alam pada pembangkit, sehingga menekan emisi karbon sekaligus mengurangi dampak fluktuasi harga LNG.
Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah, menyampaikan bahwa penerapan BioCNG di PLTGU Belawan membuktikan kelayakan teknis pemanfaatan bahan bakar ini.
“Selain LNG, kami melihat potensi besar dari limbah kelapa sawit yang diolah menjadi BioCNG. Kapasitas listrik yang dihasilkan bisa signifikan, mendukung keberlanjutan lingkungan, efisiensi energi, kualitas udara yang lebih baik, dan emisi karbon yang lebih rendah,” jelas Ruly.
PLTGU Belawan memiliki kapasitas terpasang 1.184 megawatt (MW) dan berkontribusi 10,96 persen pada sistem kelistrikan Sumatera, serta 30,75 persen pada sistem Sumatera Bagian Utara (Sumbagut). Sepanjang 2024, pembangkit PLN NP mencatat produksi listrik dari cofiring biomassa mencapai 854 ribu megawatt-jam (MWh), dan angka ini diproyeksikan meningkat dengan penggunaan BioCNG.
Melalui inovasi ini, PLN Nusantara Power menegaskan perannya dalam dekarbonisasi sektor energi, mempercepat transisi energi bersih, dan menciptakan sumber listrik ramah lingkungan yang berkelanjutan untuk masa depan Indonesia.