KabarBaik.co – PT PLN (Persero) memastikan kesiapan penuh untuk menyediakan pasokan listrik handal guna mendukung operasional dermaga saat kedatangan kapal fregat modern. Kapal perang jenis FREMM (Frigate European Multi-Mission) ini menjadi bagian dari program modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) demi memperkuat pertahanan dan keamanan maritim Indonesia.
Dalam persiapan tersebut, PLN bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan untuk memfasilitasi kebutuhan listrik khusus kapal fregat yang memiliki spesifikasi teknis di luar standar umum. Salah satu kebutuhan utama adalah pemasangan perangkat converter untuk mengubah tegangan dan frekuensi listrik menjadi 690V/60Hz sesuai kebutuhan kapal.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Ahmad Mustaqir, menjelaskan bahwa PLN telah melakukan koordinasi dengan Kementerian Pertahanan untuk mempersiapkan sistem kelistrikan berupa On Shore Connection. Sistem ini akan digunakan di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) II Surabaya saat kapal bersandar.
“Ketersediaan listrik yang handal sangat penting, terutama dibandingkan penggunaan diesel generator yang dapat memengaruhi masa pakai kapal perang dan kesiapan alutsista secara keseluruhan,” ujar Ahmad, Selasa (15/4).
PLN juga telah melakukan survei untuk memastikan kesiapan pasokan listrik di beberapa lokasi strategis, seperti Koarmada II, Dermaga Madura, Dermaga Semampir Lama, dan Dermaga Semampir Baru.
PLN secara aktif menghimpun data spesifikasi teknis kebutuhan listrik kapal fregat, termasuk proyeksi konsumsi daya. Ahmad berharap pasokan listrik yang handal dapat mendukung ketahanan serta keamanan nasional.
“Kami berkomitmen untuk menyediakan listrik berkualitas tinggi yang dapat diandalkan, sehingga operasional kapal fregat dan kapal lainnya berjalan lancar,” tambahnya.
Kolonel Laut Y. Satriawan, yang mewakili Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal), menegaskan pentingnya kerja sama antara PLN dan Koarmada II dalam menyiapkan infrastruktur kelistrikan untuk seluruh kapal perang Republik Indonesia (KRI). Sebagian besar kapal memiliki kebutuhan listrik sebesar 440V/60Hz.
“PLN dan Koarmada II sepakat membentuk tim kerja gabungan untuk mengawal aspek teknis dan legalitas proyek ini. Komunikasi intensif akan terus dijaga, termasuk checkpoint berkala untuk memastikan layanan kelistrikan khusus melalui Onshore Connection,” jelas Satriawan.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat kesiapan operasional kapal perang di wilayah Dermaga Basis Angkatan Laut (DBAL) Surabaya, mendukung keamanan maritim, serta menjaga kedaulatan Indonesia di perairan internasional.(*)
