PoliceTube: Saat Angsa Merindukan Telaga, Bukan Kolam Buatan

oleh -353 Dilihat
POLICETUBE scaled

NIAT baik tak jarang berujung pada labirin interpretasi. Gagasan PoliceTube, sebuah platform digital yang diharap menjadi jendela transparansi dan akuntabilitas Polri, sejatinya adalah sehelai benang emas di antara rajutan harapan dan keraguan. Namun, bukankah keindahan sejati terpancar dari esensi, bukan sekadar riasan?

Polri, ibarat seorang pengukir batu, tertuntut selalu memahat karyanya dengan sepenuh hati dan tulus. Meski tanpa tepuk tangan atau sorak sorai sekalipun. Biarkanlah serbuk-serbuk kebaikan dari pahatan itu menempel di jemari dan hati masyarakat. Biarkan angin bisikan dari setiap tindakan nyata menyebar natural, dari mulut ke mulut, dari desa ke kota, mengukir namanya di relung-relung jiwa.

Ketika sebuah pohon kebijaksanaan ditanam dengan akar yang dalam, ia tak butuh spanduk megah untuk memberitahu dunia tentang buah-buah manisnya. Publik, dengan jari dan jemari mereka yang tak terhitung, niscaya akan menjadi para penyemai kabar, membumikan cerita-cerita nyata tentang dedikasi dan sebuah pengabdian.

Atau, mungkin, biarkanlah sungai-sungai media pers terverifikasi mengalirkan air kebenaran. Media, dengan mata elang dan pena tajamnya, adalah cermin jujur yang merefleksikan wajah sejati. Termasuk sebuah institusi. Mereka pemegang mercusuar yang menerangi setiap sudut, baik yang terang benderang maupun yang masih remang-remang. Melalui narasi mereka, cerita tentang pelayanan tulus akan mengalir jernih, jauh lebih natural daripada citra yang dipoles, seolah lukisan di atas kanvas basah yang rentan luntur.

Membangun “kolam buatan” bernama PoliceTube, meski dengan niat untuk mempermudah pandangan, bisa jadi adalah upaya memenjarakan angsa-angsa kebenaran dalam batas-batas yang sempit. Angsa-angsa itu, pada hakikatnya, merindukan telaga luas yang alami, di mana mereka bisa berenang bebas, menyebarkan riak-riak kebaikan yang nyata.

Keaslian adalah permata tak ternilai. Ketika tindakan berbicara lebih keras dari narasi, ketika integritas menjadi napas setiap kebijakan, saat itulah panji kepercayaan akan berkibar tinggi tanpa perlu ditarik-tarik oleh tali promosi.

Maka, biarlah ini menjadi otokritik: Apakah kita memilih untuk menari di panggung yang kita bangun sendiri, atau justru menari dalam irama kehidupan nyata, membiarkan alunan kebaikan menjadi musik pengiring yang mengundang partisipasi seluruh semesta? Bukankah lebih baik menjadi bunga yang mekar indah di padang luas, menarik perhatian dengan aroma dan warnanya sendiri, daripada sekadar bunga plastik di dalam vas kaca yang selalu sama?

Karena pada akhirnya, kredibilitas bukanlah hasil dari rekayasa pencitraan, melainkan gema dari kejujuran yang tak kenal jeda. Sebuah institusi tak perlu berteriak bahwa ia bersih, jika setiap langkahnya tak meninggalkan noda. Seperti embun yang jatuh diam-diam, namun menyegarkan daun-daun pagi. Tindakan nyata akan menyusup ke dalam kesadaran publik tanpa perlu diantar megafon.

PoliceTube mungkin lahir dari niat baik. Keinginan untuk membuka jendela. Namun jendela yang baik bukanlah yang harus mengarahkan pandangan ke satu titik, melainkan yang membiarkan cahaya masuk dari segala arah. Transparansi bukanlah panggung untuk bersolek, melainkan cermin bening tempat setiap gerak-gerik diuji oleh matahari kebenaran.

Jadi, jangan sampai angsa-angsa cantik itu, dalam kolam yang dibatasi pagar algoritma. Dikendalikan dari balik layar, kehilangan arah pulang ke telaga tempat mereka berasal. Telaga yang airnya adalah kepercayaan, dasarannya adalah integritas, dan pantulannya adalah pengakuan tulus dari masyarakat. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini



No More Posts Available.

No more pages to load.