Ponpes Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang Garap Eco Pesantren, Targetkan Mandiri dari Sampah

oleh -72 Dilihat
WhatsApp Image 2025 11 21 at 9.37.34 AM
Peserta ToT Eco Pesantren belajar praktik pengelolaan sampah di Ponpes Denanyar. (Istimewa)

KabarBaik.co – Upaya menciptakan lingkungan pesantren yang bersih dan berkelanjutan mulai menunjukkan hasil di Pondok Pesantren (Ponpes) Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Jombang. Melalui agenda Mainstreaming dan Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Sampah Pesantren, ratusan peserta dibekali berbagai keterampilan baru untuk mengelola sampah secara mandiri.

Pelatihan ini merupakan kolaborasi antara P3M, CCEP Indonesia, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jombang. Sebanyak 155 peserta, mulai dari pengurus, ustaz, santri hingga petugas kebersihan—ikut serta untuk dipersiapkan menjadi pelatih internal Eco Pesantren.

Direktur P3M, KH Sarmidi Husna, menegaskan bahwa kepedulian terhadap lingkungan bukan sekadar urusan teknis, melainkan bagian dari nilai ibadah.

“Pesantren memiliki peran penting sebagai ruang lahirnya peradaban, termasuk dalam urusan kebersihan dan pemeliharaan alam,” ujar Sarmidi, Jumat (21/11).

DLH Jombang menambah materi mengenai kebijakan daerah dan tata kelola sampah melalui jaringan Bank Sampah Induk. CCEP Indonesia juga turun langsung memberikan dukungan pembinaan dan fasilitasi program.

Selama sesi pelatihan, peserta mendapatkan praktik intensif mulai dari pemilahan sampah, pembuatan kompos, eco-enzyme, biopori, budidaya maggot BSF, hingga manajemen Bank Sampah dan pengelolaan Rumah Sampah Pesantren. Materi Fiqh al-Bi’ah juga disampaikan untuk memperkuat landasan keagamaan dalam menjaga lingkungan.

Salah satu hasil penting ToT adalah terbentuknya Tim Pengelola Sampah Pesantren, lengkap dengan divisi organik, anorganik, operasional, administrasi, dan edukasi. Tim ini menjadi motor penggerak program Eco Pesantren agar berjalan konsisten.

Dalam rencana kerjanya, sampah akan dipilah mulai dari kamar santri, dapur, hingga unit lembaga. Sistem pengumpulan, penimbangan, pencatatan, dan tabungan sampah untuk santri telah dipersiapkan. Semua sampah bernilai jual nantinya disetorkan ke Bank Sampah DLH Jombang.

Ketua Eco Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar, Hilmy, menyebutkan bahwa pengelolaan sampah tak hanya berdampak pada kebersihan, tetapi juga membuka peluang pemasukan yang nyata. Ia memperkirakan potensi ekonomi dari penjualan PET, kardus, plastik gelas, logam, hingga produk organik seperti maggot, kompos, dan eco-enzyme bisa mencapai Rp 3,5 juta Rp 7 juta per bulan.

“Nilai tersebut bisa menutup kebutuhan operasional yang hampir Rp 6 juta per bulan. Jika konsisten, pesantren bisa mandiri secara finansial,” kata Hilmy.

Selain pemasukan, program ini juga menekan pengeluaran untuk bahan pembersih kimia dan biaya kebersihan harian. Santri pun mendapatkan manfaat lewat skema tabungan sampah yang melatih disiplin sekaligus manajemen keuangan sejak dini.

Dengan kolaborasi kuat antara pesantren dan tiga lembaga pendukung, Eco Pesantren Denanyar ditargetkan menjadi model pengelolaan sampah bagi pesantren lain di Kabupaten Jombang.

Hilmy menegaskan bahwa pesantren memiliki tanggung jawab moral untuk memberi contoh kepada masyarakat.

“ToT ini bukan hanya agenda pelatihan, tapi langkah awal perubahan budaya. Kami ingin membuktikan bahwa pesantren bisa mandiri, bersih, dan jadi pusat gerakan lingkungan,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Imam Wahyudiyanta


No More Posts Available.

No more pages to load.