KabarBaik.co – Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk komoditas beras resmi kembali digulirkan di Kabupaten Bojonegoro mulai Juli hingga Desember. Program ini bertujuan menekan gejolak harga beras di pasar dan menyasar sejumlah titik distribusi strategis, termasuk pasar tradisional dan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP).
Pemimpin Cabang (Pincab) Perum Bulog Bojonegoro, Ferdian Darma Atmaja, menyampaikan bahwa penyaluran awal difokuskan ke pasar-pasar tradisional. Kemudian diperluas melalui berbagai jalur distribusi yang telah ditentukan secara bertahap. “Termasuk juga ke arah Koperasi Desa Merah Putih di 430 desa dan kelurahan yang ada di Bojonegoro,” ujar Ferdian, Jumat (25/7).
Program SPHP ini juga berjalan beriringan dengan bantuan pangan beras yang mulai dilaksanakan pada Juli 2025. Secara nasional, target penyaluran SPHP beras mencapai 1,5 juta ton. Pada periode Januari hingga Maret 2025, realisasi penyaluran telah mencapai 181,2 ribu ton. Sementara alokasi untuk Juli hingga Desember ditargetkan sebesar 1,318 juta ton.
Agar distribusi beras SPHP tepat sasaran, Ferdian menegaskan bahwa pemerintah memperketat sistem verifikasi. Proses ini melibatkan Bulog, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat, serta Satgas Pangan Polri.
“Data yang diverifikasi mencakup nama dan NIK pemilik toko, alamat, kapasitas gudang, hingga foto kios. Berdasarkan pengalaman tahun 2024, banyak verifikasi yang tidak sesuai. Ini untuk mencegah terulangnya masalah serupa,” jelas Ferdian.
Ferdian menjelaskan, pembelian beras SPHP oleh mitra penyalur dibatasi maksimal dua ton per transaksi. Penyalur dapat mengajukan pembelian ulang berdasarkan ketersediaan stok dan laporan melalui aplikasi Klik SPHP. Untuk konsumen, pembelian dibatasi maksimal dua kemasan 5 kilogram atau total 10 kilogram per orang, dan dilarang diperjualbelikan kembali.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan DKPP Bojonegoro, Mochammad Rudianto, membenarkan bahwa program SPHP periode kedua tahun ini telah berjalan. DKPP bertugas memverifikasi mitra penyalur sebelum mereka diperbolehkan mengambil beras dari gudang Bulog.
“Kalau sudah terverifikasi dari DKPP, silakan mitra penyalur mengambil ke gudang Bulog,” ujar Rudianto.
Ia menjelaskan bahwa harga jual beras SPHP dari gudang Bulog untuk mitra penyalur ditetapkan sebesar Rp 11.000 per kilogram, dengan batas pengambilan maksimal dua ton per minggu. Mitra diperbolehkan mengajukan tambahan setelah mendapat persetujuan DKPP.
Adapun harga jual ke masyarakat ditetapkan sebesar Rp 12.500 per kilogram, mengacu pada Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium sebagaimana diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 5 Tahun 2024. (*)