Pulang Kampung, Legenda Musik Fredi Kayaman Hidupkan Kembali Reggae dari Desa Kecil di Banyuwangi

oleh -201 Dilihat
IMG 20250902 WA0015
Fredi Kayaman

KabarBaik.co – Fredi Kayaman, musisi reggae legendaris tanah air kini memutuskan pulang kampung dan menetap di Banyuwangi. Bersama istrinya Angela Mericy, ia tinggal di desa kecil lereng Ijen, di Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.

Hiasan yang terpajang di dindingnya menjadi bukti besar karya-karya yang ia hasilkan.

Di desa tersebut ia telah tinggal sejak tahun 2022. Ketika itu ia memutuskan pulang kampung untuk merawat ibunya yang ketika itu sakit hingga akhirnya meninggal dunia di tahun yang sama.

Sejak saat itu ia memilih tinggal menetap dan berkarya dari Banyuwangi.

Saat ditemui di rumahnya, Fredi bercerita bila karir musiknya di mulai dari Singaraja, Bali, tempat ia lahir pada tahun 1962.

Pada saat usianya 21 tahun ia mulai mengawali karir musik dari panggung cafe ke cafe di Singaraja maupun di Denpasar bersama bandnya bernama Mozat. Pada saat itu ia kerap manggung membawakan lagu-lagu bergenre random. Awal manggung ia hanya dibayar Rp 15 ribu – Rp 100 ribu.

Pada awal tahun 90-an ia mulai kepikiran membawakan lagu reggae sebuah aliran musik asal Jamaica.

“Saat itu banyak tamu-tamu bule yang request lagu-lagu reggae. Akhirnya saya tekuni dan ternyata asik juga,” Fredi.

Ketika itu ia juga menggemari Bob Marley yang bagi dia lagu-lagunya syarat makna pergerakan dan kebebasan. Itu membuatnya semakin mantap menekuni genre musik ini.

Meskipun saat itu aliran musik ini belum begitu familiar di tanah air. Musisi aliran serupa juga masih satu dua, salah satunya adalah Tony Q Rastafara.

“Tapi saya memutuskan bergenre reggae karena panggilan jiwa. Sama tamu-tamu dulu saya bahkan diberi julukan Fredi Marley. Nama itu sempat saya pakai untuk nama panggung sebelum berubah menjadi Fredi Kayaman (Kaya banyak Teman) pada tahun 2015,” terang anak dari pasangan Yustinus Philipus Bredjon dan Maria Francisca Londong.

Sejak saat itu ia aktif memproduksi lagu-lagu reggae. Hingga kini ia telah memiliki 8 album. Retak Mencari Belah, Gurindam City, Mr Sunshine, Freedom Lost 1, Freedoom Lost 2, Anugrah Hari Ini, Beautiful Day dan Green Peace and Love.

Beberapa karya masterpiece nya adalah lagu berjudul Ale Hitam, Lovina dan Satu Vespa Sejuta Saudara.

Ia kini juga masih aktif membuat karya dan masih berencana merilis album baru. Ia juga aktif mengedarkan karyanya lewat platform media digital dan berkonten di sana.

“Untuk memproduksi album saya dibantu teman-teman di Mojokerto dan Kediri. Untuk yang digital saya kerjakan sendiri dari rumah,” ujarnya.

Ia juga masih aktif manggung baik di dalam maupun luar negeri. Terakhir pada 10 Agustus lalu ia konser di Jepang diundang pekerja Indonesia yang bekerja di sana.

Di tanah air ia kadang tour membawa sepeda motor. Meskipun jauh-jauh sampai ke NTT ataupun Bekasi ia memilih mengandalkan motor bebeknya.

“Ini adalah cara saya untuk promosi,” kata dia.

Semuanya juga ia urus sendiri di bantu istrinya. Ia enggan masuk label karena alasan agar tetap bisa leluasa berkarya.

Pertama pindah ke Banyuwangi awalnya ia agak kagok. Sebab peminat reggae di Banyuwangi sangat terbatas dan ketika itu tengah tenggelam.

Ia sempat melakukan upaya dengan mendatangi komunitas-komunitas vespa tapi belum berhasil mengangkat kembali aliran musik ini di Banyuwangi.

“Karena disini yang paling banyak diminati model-model musik campursari,” ujarnya.

Tapi ia tak patah arang, ia yakin musik ini akan kembali jaya. Ia berencana membuat pagelaran di desanya untuk kembali menebarkan peace and love slogan yang umum dipakai pecinta aliran musik reggae.

“Dan pagelaran itu mendapat support dari pemerintah desa. Ini menjadi cara saya untuk tetap menghidupkan aliran musik reggae,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Ikhwan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.