Punden Desa Tondowulan Jombang Ternyata Dulunya Tempat Cantrik Majapahit Mencari Rumput untuk Kuda

oleh -849 Dilihat
IMG 20250104 WA0008 scaled
Punden Trowulan di Desa Tondowulan.(foto Teguh)

KabarBaik.co – Asal usul nama suatu desa di Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang memang terbilang cukup banyak versi. Tak dapat berpijak hanya pada satu cerita saja, sebelum ada bukti pendukung yang kuat untuk mengikutinya. Serta tak banyak warga yang mengetahui kepastian asal-usul nama Desa Tondowulan.

Menurut Mujiono, warga Dusun Ngemplak, Desa Tondowulan, tidak ada nama di tanah kelahirannya itu yang penyebutannya sama atau memiliki kemiripan. Hanya saja kata beberapa warga ada kaitannya dengan Trowulan. Akan tetapi tidak ada kaitannya dengan nama salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Mojokerto.

Walau hingga kini belum ditemukan titik terang tentang persisnya asal nama Tondowulan, bukan berarti tradisi yang sudah lekat dalam warga ditinggalkan. Banyak nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

“Trowulan di sini maksudnya adalah padang rumput yang luas dan terletak di ujung Timur. Konon dahulu digunakan cantrik bernama Damarwulan untuk merawat kuda peliharaan Kerajaan Majapahit,” terang Mujiono kepada wartawan pada Sabtu (4/1).

Lebih lanjut Mujiono memaparkan jika dahulu aktivitas merumput tidak hanya di lingkup kerajaan saja. Melainkan meluas hingga di luar kerajaan termasuk di Desa Tondowulan. Oleh karenanya, nama Desa Tondowulan masih menyerupai sapaan Trowulan.

Meskipun masih belum ada kepastian tentang cerita itu, namun yang masih tetap terjaga hingga kini adalah tradisi warga Desa Tondowulan dalam menjalankan sedekah dusun dan desa.

Sementara, Bambang yang juga warga setempat menambahkan, warga sangat guyub dalam melestarikan tradisi sedekah dusun maupun desa. Hingga kini pun tetap dipegang berbagai filosofi Jawa. Dari menggunakan hari pasaran dalam pelaksanannya sebagai sarana bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Walau hingga kini belum ditemukan titik terang tentang persisnya muasal nama Tondowulan. Bukan berarti tradisi yang sudah lekat dalam warga ditinggalkan. Banyak nilai luhur yang terkandung didalamnya. Jangan sampai terlupakan karena gemuruh zaman.” tandasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Teguh Setiawan
Editor: Gagah Saputra


No More Posts Available.

No more pages to load.