KabarBaik.co – Ratusan hektare sawah di Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang, mengalami gagal tanam akibat berhentinya operasional Dam Jatimlerek. Kondisi ini menyebabkan petani setempat mengalami kerugian yang signifikan.
Menurut keterangan petani, berhentinya operasional Dam Jatimlerek menyebabkan pasokan air irigasi ke sawah mereka terhenti. Akibatnya, mereka tidak dapat melakukan penanaman padi seperti biasanya.
“Biasanya kami bisa tanam padi tiga kali dalam setahun, tapi sekarang tidak bisa sama sekali,” ujar Jamin Hadi, 77 tahun, salah satu petani setempat, Minggu (9/2).
Jamin menambahkan bahwa mereka sangat bergantung pada air dari Dam Jatimlerek untuk mengairi sawah mereka. “Kalau tidak ada air, bagaimana kami bisa tanam padi?” keluhnya.
Para petani berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah ini. Mereka khawatir jika kondisi ini terus berlanjut, mereka akan kehilangan mata pencaharian.
“Kami berharap pemerintah segera memberikan solusi agar kami bisa kembali bertani dan memenuhi kebutuhan hidup kami,” tandasnya.
Kepala Desa Jatimlerek Jadi, menanggapi permasalahan ini. Ia bersama kepala desa lain yang terdampak akibat berhentinya operasional Dam Jatimlerek, akan bersurat kepada Pj Gubernur Jawa Timur dan BBWS.
“Rencana kami para kepala desa yang terdampak akan membuat surat ke Balai Provinsi ditujukan kepada Pj Gubernur Jawa Timur, dan dilanjutkan di BBWS yang ada di Kediri,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan Jadi, sebelumnya para kepala desa sudah melakukan musyawarah untuk bersurat.
“Dari teman-teman kepala desa sebelum melangkah sudah musyawarah karena berhentinya operasional Dam Jatimlerek ini sangat berdampak pada sektor pertanian di beberapa wilayah yakni kecamatan Plandaan dan Ploso, selain terancam gagal tanam para petani desa lain juga akan gagal panen karena kurangnya pasokan air ke sawah, karena ada gangguan karyawan yang bertugas di Dam Jatimlerek diberhentikan pihak BBWS,” terangnya.
Berhentinya operasional Dam Jatimlerek telah menyebabkan ratusan hektare sawah di Kecamatan Plandaan gagal tanam, dan kecamatan Ploso gagal panen karena kurangnya pasokan air. Kondisi ini berdampak buruk bagi para petani setempat dan membutuhkan penanganan yang serius dari Pemda maupun Pemprov. (*)