KabarBaik.co – Ratusan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Porong (SMANIP) menggelar istighotsah untuk almarhumah Nafiri Arimbi Maharani, yang meninggal dalam kecelakaan di KM 72 Jalan Tol Pandaan-Malang pada Sabtu (1/2). Kegiatan doa bersama ini dilaksanakan di halaman sekolah pada Senin (3/2) diikuti oleh seluruh siswa dari kelas 10 hingga kelas 12.
Kepala SMANIP, Ropinggi, menyampaikan bahwa istighosah ini merupakan bentuk doa dan penghormatan terakhir bagi almarhumah. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi refleksi bagi seluruh siswa dan guru atas musibah yang terjadi.
“Seperti kejadiannya adalah musibah. Bisa jadi ini teguran, bisa jadi ini kasih sayang Yang Kuasa. Pelajaran yang kita ambil dari sini adalah kita harus hati-hati, jangan saling menyalahkan,” katanya, Senin (3/2).
Ropinggi menjelaskan bahwa kegiatan pengambilan foto yearbook yang menjadi latar belakang perjalanan para siswa ke luar sekolah dikelola oleh siswa sendiri. Pihaknya menegaskan bahwa guru tidak boleh menyalahkan siswa dalam peristiwa ini dan akan melakukan evaluasi diri karena kejadian ini adalah sebuah musibah.
“Makanya saya himbau ke guru walaupun ini kegiatannya dikelola anak-anak. Kita hanya mendampingi saja. Jangan sampai menyalahkan kepada anak-anak. Jangan gara-gara ini kegiatan yang harusnya positif dibatalkan dan anak-anak trauma,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa program pengambilan foto yearbook ini merupakan inisiatif siswa-siswi sendiri. Semangat mereka sangat besar untuk menciptakan kenangan terbaik di SMANIP. Namun, meski pihak sekolah tidak memberikan izin, para siswa tetap ingin melanjutkan kegiatan tersebut.
“Kemudian menyampaikan itu ke kami. Kami bilang jangan nak. Kemudian mereka bilang, walaupun tidak diizinkan mereka akan berangkat sendiri. Tentu ini salah dan membuat kami khawatir dan berbahaya. Kemudian kita meminta agar dua guru itu membantu mendampingi,” terangnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Ropinggi menyampaikan permohonan maaf kepada para orang tua dan masyarakat atas kebijakan yang mungkin kurang tepat.
“Kami sebagai kepala sekolah mohon permintaan maaf ke orang tua, karena musibah ini siapapun tidak berharap dan karena juga sudah terjadi. Kami segenap kepala sekolah dan guru meminta maaf sebesar-besarnya kepada orang tua, masyarakat, dan pimpinan serta sekolah lainnya,” tandasnya. (*)