Reklamasi dan Revegetasi Bekas Tambang Emas Pongkor: Habitat Tanaman-Satwa Endemik

oleh -31 Dilihat
IMG 7434 scaled
Aktivitas pembibitan di nurseri atau tempat pengakaran bibit PT Antam Tbk UBPE Pongkor. (Foto: Andika DP)

KabarBaik.co Underground mining atau tambang bawah tanah penghasil bijih emas di Pongkor, Jawa Barat telah menapaki fase pascatambang. Kini, PT Aneka Tambang (Antam) Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor tengah menggenjot proses reklamasi dan revegetasi bekas operasional tambang. Tujuannya, mengembalikan ekosistem alam seperti sediakala.

Beroperasi sejak awal tahun 1990-an, operasional underground mining itu diperkirakan berakhir pada tahun 2031. Fase akhir ini tampak jelas dari kawasan tambang yang terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Desa  Bantar Karet, Kecamatan Naggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat  tersebut.

Salah satunya bisa dilihat dari lorong utama menuju tambang bawah tanah. Terdapat tulisan besar, MUSEUM TAMBANG PONGKOR. Perusahaan juga tengah menyiapkan Underground Park yang memajang sejumlah peralatan  dan kendaraan bekas tambang.

Di sisi lain, aktivitas reklamasi dan revegetasi juga terus berjalan. HSSE Environment Staff UBPE Pongkor Rengga Wasesa mengatakan, sejak tahun 2014 hingga 2024, pihak perusahaan telah melakukan reklamasi dan revegetasi terhadap 48 hektare lahan. “Sebisa mungkin mengembalikan ke kondisi (ekosistem, Red) awal,” katanya, 16 Oktober 2025 lalu.

Dikatakan Rengga, ada sekitar 70 hektare lahan bekas operasional yang akan tersentuh program tersebut. “Jadi tidak semua, ada yang harus direklamasi dan ada yang dibiarkan. Seperti jalan, itu tidak direklamasi karena bisa dimanfaatkan lagi,” imbuhnya.

Proses reklamasi dan revegetasi itu dimulai dari nurseri atau markas bibit. PT Antam UBPE Pongkor secara khusus menyediakan tempat pengakaran bibit berbagai jenis pohon yang menggambarkan keanekaragaman vegetasi di area pertambangan tersebut. Khususnya pohon endemik Pongkor, antara lain Puspa, Kisireum hingga Ganitri.

IMG 7421 scaled
Daftar tanaman endemik hingga langka yang tumbuh di area IUP PT Antam Tbk UBPE Pongkor. (Foto: Andika DP)

Di nurseri tersebut juga terdapat rumah kompos. Yakni tempat pembuatan pupuk organik dari dedaunan kering. Kompos ini diolah sedemikian rupa dan selanjutnya dipakai untuk media tanam dalam proses pembibitan hingga penanaman.

Seperti diketahui, reklamasi dan revegetasi adalah kewajiban bagi perusahaan pertambangan. Sebagaimana Peraturan Menteri (Permen) ESDM No.7 Tahun 2014 serta Permen LHK No. 51 Tahun 2019. Proses ini harus melalui perencanaan dan ketentuan yang sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

“Perusahaan tambang harus melakukan reklamasi atau revegetasi, itu sudah ada ketentuannya. Nah, dalam kelengkapan program tersebut kita menyediakan dulu bibit dan juga kompos dari daun kering,” tandasnya.

Setelah pengakaran bibit di nurseri, tanaman-tanaman muda itu akan disebar ke titik lahan reklamasi yang telah ditentukan. Selanjutnya proses perawatan dan pemantauan. Keberhasilan reklamasi dan revegetasi tidak bisa dihitung hari, minggu atau bulan.

“Idealnya 5 tahun ke atas, dan selama itu harus dipantau,” tandasnya. Menurut Rengga, hasil revegetasi di setiap titik bisa berbeda. Hal ini dipengaruhi berbagai hal, seperti kondisi tanah hingga gangguan eksternal.

Salah satu titik revegetasi yang berhasil adalah lahan bekas gardu listrik pabrik seluas 0,15 hektare. Terdapat 600 batang pohon yang telah tumbuh besar dan rimbun. Ada 7 jenis pohon yakni Ganitri, Puspa, Kikaya, Kisireum hingga Kisampang. “Penanaman bibit di lokasi ini dimulai tahun 2021, sekarang hasilnya sudah kelihatan,” tutupnya.

IMG 7447 scaled
Salah satu titik lahan reklamasi dan revegetasi di area bekas tambang PT Antam Tbk UBPE Pongkor yang telah berhasil. (Foto: Andika DP)

Selain pepohonan hijau yang tumbuh rimbun, keberhasilan program reklamasi dan revegetasi yang dilakukan PT Antam UBPE Pongkor juga bisa dilihat dari keanekaragaman satwa yang ada di kawasan tambang. “Indikasi bahwa lingkungannya bagus, hewan dan tanaman endemiknya masih ada,” tutupnya.

Reklamasi yang dilakukan PT Antam UBPE Pongkor pun telah dikaji dalam berbagai penelitian ilmiah. Salah satunya Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (UI) tahun 2024.

Berdasarkan penelitian tersebut, menunjukan keanekaragaman vegetasi dengan indeks Shannon Wiener sedang (1,02 – 1,54) berkorelasi positif terhadap rataan penyerapan gas karbondioksida (24,3 ton CO2/ha/tahun) dengan keeratan korelasi pearson sebesar 0,4691 (sedang).

Nilai ekonomi karbon tahun 2041 dihitung dengan Benefit Transfer selama mitigasi 17 tahun meningkat 3,01 kali dengan rataan inflasi 6,7%. Peran masyarakat (berkorelasi positif dan mempengaruhi) pendapatan dan serapan karbondioksida dengan masing-masing keeratan korelasi pearson sebesar 0,5789 (sedang) dan 0,8009 (kuat)..

Komitmen UBPE Pongkor Menjaga Keseimbangan Alam

Beroperasi sejak awal tahun 1990-an, underground mining di Pongkor telah menunjukkan komitmennya dalam menjaga keseimbangan alam. Tertambangan di kawasan taman nasional tersebut tetap menjadi habitat alami bagi puluhan flora dan fauna endemik di sana.

Arif Rahman Saleh, CSR & External Relations Bureau Head Antam UBP Emas menegaskan sejak awal komitmen perusahaan dalam menjaga lingkungan. Harmoni aktivitas pertambangan dan kelangsungan lingkungan hidur berjalan seiring.

“Sejak awal, bagaimana agar tidak banyak lahan yang kita pakai. Bayangkan, IUP (Izin Usaha Pertambangan) kami 6.047 hektare, yang kami gunakan untuk pabrik dan perkantoran itu tidak lebih dari 90 hektare saja,” tegas Arif Rahman dalam kesempatan terpisah.

Selain itu, ada beberapa transformasi energi yang kini lakukan UBPE Pongkor. Seperti menggantikan bahan bakar energi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. “Misalkan sinar matahari untuk lampu penerangan dan kantor, kita juga mengurangi rumah-rumah kaca,” tambahnya.

Antam juga sudah menggunakan kendaraan listrik dalam proses pertambangan. Termasuk memakai bahan bakar B40 yang lebih ramah lingkungan. Ini menunjukkan langkah nyata pihak perusahaan dalam mendukung Net Zero Emission (NZE).

Dari sisi ekosistem alam di kawasan tambang, Arif memastikan pihaknya selalu melakukan pemantauan bioforestisasi. Antara lain bekerja sama dengan pihak taman nasional sendiri dan akademisi. “Itu setiap tahun kita lakukan pemantauan,” katanya.

IMG 7424 scaled
Daftar satwa endemik, langka hingga hampir punah yang menghuni kawasan IUP PT Antam Tbk UBPE Pongkor. (Foto: Andika DP)

Untuk keanekaragaman satwa, lanjut Arif, di wilayah UBPE Pongkor itu ada Macan Kumbang, Elang Jawa, Jalak Putih, ada berbagai reptil, hingga Lutung. “Mungkin nanti kalau kebetulan bisa dilihat di area kami itu (monyet, red), kadang-kadang mereka turun ke kantor kita,” tutup Arif dengan kelakar yang menunjukkan bahwa ekosistem Pongkor terus terjaga. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.