KabarBaik.co — Kegiatan reses Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gresik menjadi ajang curhat warga Kecamatan Menganti. Dalam reses yang digelar pada Senin (28/7), berbagai persoalan disampaikan langsung oleh masyarakat kepada Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik, Abdullah Hamdi.
Dalam dialog tersebut, Hamdi mengungkapkan bahwa sejumlah isu yang paling banyak disuarakan warga mencakup pendidikan, ketenagakerjaan, infrastruktur, serta kesehatan.
“Jadi rata-rata yang ditanyakan itu seputar lapangan pekerjaan yang semakin sedikit. Kedua, persoalan pendidikan, terutama di wilayah Menganti, yang muncul setiap tahun saat penerimaan siswa baru. Mungkin butuh penambahan rombel, atau kalau memungkinkan, ada penambahan sekolah di wilayah utara Menganti,” ujarnya saat dikonfirmasi, Selasa (29/7).
Keluhan warga juga mengarah pada kondisi infrastruktur. Hamdi menyebut konektivitas antar desa dan kecamatan masih menjadi masalah, ditambah lagi dengan persoalan penerangan jalan umum (PJU) dan pengelolaan sampah yang belum terselesaikan.
“Kalau infrastruktur itu persoalan jalan bagaimana konektivitas antara desa satu dengan desa yang lain, kecamatan ke kecamatan yang lain itu bisa terkonektivitas dengan baik,” tambahnya.
Banjir tahunan yang melanda wilayah Menganti dan Kedamean turut menjadi perhatian warga dalam forum reses tersebut. Isu ini dinilai belum mendapat penanganan yang maksimal.
Tak hanya itu, warga juga menyoroti minimnya akses informasi mengenai layanan di Rumah Sakit Gresik Selatan yang berada di Kedamean. Padahal, kehadiran rumah sakit itu seharusnya bisa menjawab kebutuhan layanan kesehatan masyarakat selatan Gresik.
“Meskipun sudah ada rumah sakit di Kedamean, tapi belum ter-blow up dengan baik. Jadi masyarakat masih sangat-sangat minim informasi terkait dengan apa yang bisa didapatkan dari rumah sakit Gresik Selatan,” jelas Hamdi.
Menanggapi keluhan warga, Hamdi menegaskan bahwa semua aspirasi ini akan menjadi landasan DPRD untuk dikawal dan diperjuangkan ke depannya.
“Sangat kompleks, semua butuh perhatian yang sangat serius. Bagaimana kita menata dan mengelola Kabupaten Gresik menjadi lebih baik. Kami harap pemerintah mengalokasikan anggaran tepat sasaran, baik itu infrastruktur, kesehatan, pendidikan, persampahan, PJU, dan tenaga kerja,” pungkasnya.(*)