KabarBaik.co – Pj Bupati Pasuruan Nurkholis secara simbolis menggelar peresmian palang pintu kereta api jalur perlintasan langsung (JPL) di halaman Bangkodir Bangil, Kamis (19/12). Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Surabaya, Denny Michels Adlan.
Tak hanya meresmikan, Nurkholis juga menyerahkan safety helm dan seragam kerja kepada 10 petugas jalan lintasan (PJL) yang baru saja direkrut.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan, Eka Wara Brehaspati menjelaskan, 10 JPL yang diresmikan, di antaranya JPL 102 Kelurahan Dermo, JPL 105 Kelurahan Latek, JPL 111 dan JPL 112 Desa Raci, JPL 89 Desa Gununggangsir, JPL 152 Desa Sumberagung Grati, JPL 26 Desa Sengongagung, serta JPL 27 dan JPL 28 Desa Sekarmojo, Kecamatan Purwosari.
Setiap JPL dijaga oleh empat orang PJL yang sudah diseleksi dan dilatih di Politeknik Madiun selama lima bulan. Para petugas dinilai telah memiliki kecakapan dan kemampuan sebagai petugas palang pintu kereta api.
“Seluruh JPL yang diresmikan sudah ada PJL-nya masing-masing, ada empat petugas di setiap JPL yang sudah kami latih, sehingga SDM-nya sudah mumpuni,” jelas Eka.
Menurut Eka, seluruh anggaran pembangunan 10 JPL yang baru saja diresmikan berasal dari APBD Kabupaten Pasuruan tahun 2024. Termasuk 3 JPL yang masih dalam tahap Pembangunan juga dibiayai APBD Kabupatena Pasuruan. Sedangkan, dari APBD Provinsi Jawa Timur ada 2 JPL yang akan segera beroperasi dalam waktu dekat, serta 4 JPL yang anggarannya bersumber dari APBN juga akan dioperasikan.
“Kalau yang diresmikan sebelumnya ada 5 JPL, hari ini ada 10 JPL yang diresmikan, sedangkan yang belum ada 3 lagi yang dari APBD Kabupaten Pasuruan. Total 19 JPL yang anggarannya dari APBD Kabupaten Pasuruan,” ujar Eka.
Sementara itu, Pj Bupati Pasuruan Nurkholis berharap dengan dioperasikannya seluruh palang pintu kereta api, maka potensi kecelakaan di perlintasan sebidang bisa semakin berkurang.
“Mudah-mudahan setelah diresmikan ini potensi kecelekaan di perlintasan sebidang semakin berkurang. Karena sampai sekarang masih ada kasus kecelakaan di perlintasan kereta api sebidang atau yang tidak ada palang pintunya,” tegas Nurkholis.
Meski banyak palang pintu yang telah diresmikan, namun yang terpenting adalah kesadaran dan pemahaman masyarakat dalam disiplin berlalu lintas di perlintasan kereta api. “Kesadaran dari masyarakat sendiri. Kalau sudah lewat rel kereta, tengok kanan kiri dulu, baru kalau tidak ada, bisa melintas,” tandasnya. (*)






