KabarBaik.co – Direktur RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar, Muhammad Muchlis, mengungkapkan kondisi keuangan rumah sakit kini memasuki masa kolaps.
Ia menyebut sejak dua tahun terakhir, pendapatan RSUD terus menurun, sementara pengeluaran terus meningkat. Hingga akhirnya menimbulkan defisit anggaran yang cukup besar.
“Sudah dua tahun ini mulai terlihat tanda-tanda defisit. Pendapatan yang masuk tidak sebanding dengan pengeluaran, akhirnya kita kalah secara bisnis,” ungkap Muchlis, Jumat (23/5).
Menurut mantan Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar itu, sebagian besar pendapatan RSUD berasal dari klaim BPJS Kesehatan. Namun, rendahnya jumlah kunjungan pasien membuat nilai klaim juga ikut menurun.
Di sisi lain, beban operasional rumah sakit tetap tinggi, yang menyebabkan utang rumah sakit terus bertambah.
“Pendapatan kita tergantung dari pasien yang datang. Kalau pasien sedikit, klaim BPJS pun sedikit. Sementara pengeluaran jalan terus. Akhirnya utang menumpuk,” jelasnya.
Muchlis mengakui, dalam kondisi seperti ini, pelayanan medis menjadi taruhannya. Ia khawatir jika tidak segera ada perbaikan menyeluruh, makin banyak warga yang enggan berobat ke RSUD Mardi Waluyo dan memilih rumah sakit swasta.(*)