Sebelum Mendaki Gunung Agung, Baca Dulu Ini!

oleh -432 Dilihat
gunung
Foto Pinterest

KabarBaik.co- Gunung Agung merupakan salah satu primadonanya Bali. Ketahui mitos dan pantangan gunung ini supaya pendakianmu aman dan selamat sampai puncak. Gunung Agung yang memiliki tinggi 3.124 mdpl ini memiliki sederet mitos dan larangan yang tidak boleh dilanggar. Selain menjadi favorit para pendaki, Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali juga terkenal dengan kesakralannya yang masih terjaga hingga saat ini.

Untuk traveler yang sedang merencanakan pendakian ke Gunung Agung, kamu boleh percaya atau tidak percaya soal mitos-mitos dan pantangan tersebut. Namun, masyarakat Hindu di sana sangat menjunjung tinggi kesakralan Gunung Agung.

1. Tidak Boleh Bawa Daging Sapi atau Bali

Mitos pertama adalah tidak boleh membawa daging sapi atau babi saat melakukan pendakian ke puncak Gunung Agung. Karena berdasarkan cerita-cerita orang tua zaman dulu, Ida Bhatara yang ada di Gunung Agung dalam bentuk Siwa. Siwa dalam hal ini kendaraannya adalah sapi atau lembu.

“Sehingga sapi dianggap suci, jadi tidak diperbolehkan membawa daging sapi ke puncak Gunung Agung, jika itu dilanggar maka akan menemui kendala maupun bahaya saat melakukan pendakian.

2. Orang Berilmu Spiritual Tinggi Bisa Menemukan Sapi Hitam Besar

Orang berilmu atau memiliki ilmu spiritual yang tinggi saat melakukan pendakian ke puncak Gunung Agung sering menemukan sapi hitam besar. Maka dari itu sampai saat ini membawa daging sapi ke puncak Gunung Agung sangat tidak diperkenankan.

3. Dilarang Membawa atau Menggunakan Emas

Selain itu, bagi para pendaki juga tidak diperkenankan untuk membawa atau menggunakan peralatan emas ke puncak Gunung Agung. Karena gunung dalam niskala atau alam tidak nyata merupakan sebuah emas. Jadi jika pendaki membawa emas maka energinya akan menjadi lebih besar.

Jika kita lantas membawa emas maka akan menimbulkan bahaya dan itu juga sudah banyak terjadi kefatalan, di mana saat mendaki bisa datang angin kencang, terpeleset bahkan ada yang sampai meninggal.

4. Dilarang Mendaki di Hari Tertentu

Ada hari-hari tertentu yang tidak boleh melakukan pendakian ke Gunung Agung. Seperti Sabtu Kliwon atau Tumpek, Rabu Wage, Selasa Kliwon. Karena sejak dahulu, hari-hari tersebut merupakan payogaan Ida Bhatara di Gunung Agung. Saat hari-hari itu di Gunung Agung bisa tiba-tiba terjadi gelap, kadang juga terjadi angin berhembus sangat kencang dan yang lainnya

5. Pantangan Masyarakat Setempat Ucap “Puyung”

Bagi masyarakat yang tinggal di kaki Gunung Agung, di sana juga terdapat beberapa penghasilan yaitu buah belanding atau buah yang mirip seperti pete dan itu bisa dijual. Jika saat melakukan panen masyarakat mengucapkan “puyung” maka seluruh buah belanding akan kosong isinya.

Pantangan itu memang benar adanya karena sudah terbukti begitupun sebaliknya. Jadi masyarakat di kaki Gunung Agung harus berhati-hati dalam berucap.

6. Larangan Menekan Lutut

Jika melakukan pendakian ke puncak Gunung Agung setelah melewati Pura Tirta Mas tidak diperbolehkan untuk menekan lutut. Jika itu dilakukan maka tidak akan pernah bisa mencapai puncak dan itu masih terbukti sampai saat ini.

7. Pantangan Melakukan Aktivitas Pendakian Saat Piodalan di Pura Pasar Agung

Saat piodalan di Pura Pasar Agung, dari mulai nyejer atau Ida Bhatara melinggih juga tidak diperkenankan untuk dilakukan aktivitas pendakian. Dan jika itu dilanggar maka akan dilakukan peringatan atau teguran. Biasanya Ida Bhatara nyejer selama 11 hari lamanya sampai dilakukan penyineban.

Saat piodalan di Pura Pasar Agung pernah ada pendaki yang melanggar sehingga terjadilah kefatalan ada yang jatuh, sakit bahkan ada yang sampai patah. Sehingga kita harus percaya dengan keajaiban itu dan pendaki harus taat akan aturan.

“Mitos dan pantangan ini merupakan bagian dari kepercayaan masyarakat Bali terhadap Gunung Agung sebagai tempat suci. Dengan menghormati kepercayaan tersebut, kita turut menjaga kelestarian alam dan budaya Bali. Jadi, sebelum memutuskan untuk mendaki, ada baiknya kita mempelajari lebih dalam mengenai adat istiadat setempat.”

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: M Fairuz Affandi
Editor: Lilis Dewi


No More Posts Available.

No more pages to load.