KabarBaik.co – Tradisi Sedekah Bumi masih hidup dan tumbuh subur di Kota Batu. Hal ini terlihat dari kegiatan yang digelar oleh para penggarap lahan apel di kawasan Gimbo Verponding 2204, Dusun Junggo, Desa Tulungrejo.
Kegiatan ini bukan hanya menjadi wujud syukur atas hasil panen, tetapi juga momentum kebersamaan, refleksi, dan penyampaian aspirasi petani kepada pemerintah.
Di bawah rindangnya pohon apel, para petani dan warga berkumpul menggelar doa bersama dan potong tumpeng. Tradisi yang telah berlangsung turun-temurun ini dianggap sebagai bentuk permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tanah tetap subur, hasil pertanian melimpah, serta petani dijauhkan dari segala bencana.
Tak hanya sebagai ritual spiritual, acara Sedekah Bumi tahun ini juga menjadi ruang dialog antara petani dan Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut. Dalam suasana akrab dan informal, para petani menyampaikan keluhan tentang penurunan produktivitas apel yang belakangan dirasakan cukup signifikan.
“Sedekah Bumi ini menjadi pengingat bahwa pertanian tidak hanya soal ekonomi, tapi juga soal budaya dan keberlanjutan. Pemerintah hadir untuk mendengar dan mendorong solusi,” ujar Heli, Minggu (20/7).
Heli menegaskan bahwa peningkatan kesejahteraan petani merupakan salah satu prioritas utama dalam program kerja pemerintahan Nurrochman-Heli. Ia mengajak seluruh pihak untuk bergotong royong mendukung kemajuan sektor pertanian di Kota Batu, terutama komoditas apel yang menjadi ikon daerah.
Tradisi Sedekah Bumi menjadi bukti bahwa di tengah modernisasi, nilai-nilai lokal dan spiritualitas petani masih menjadi kekuatan utama dalam menjaga harmoni antara manusia dan alam. (*)