KabarBaik.co – Warga Dusun Gesing, Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang menggelar tradisi sedekah bumi pada Minggu (1/6).
Kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat atas hasil panen pertanian yang melimpah.
Jamilun, Kepala Desa Manduro, menjelaskan bahwa sedekah bumi bertujuan untuk mensyukuri dan mensedekahkan hasil panen kepada masyarakat.
“Ini juga merupakan ungkapan rasa syukur kami kepada Allah SWT yang telah memberikan rejeki yang berlimpah. Kegiatan ini kami lakukan setiap tahun sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya.
Sedekah bumi di Desa Manduro dilaksanakan rutin setiap awal Juni dan digelar bergantian di empat dusun yang ada di desa tersebut.
Tahun ini, giliran Dusun Gesing yang menjadi tuan rumah acara dengan lokasi pelaksanaan di situs Sendang Weji.
Menurut Jamilun, Sendang Weji memiliki nilai sejarah penting sebagai salah satu cikal bakal terbentuknya Desa Manduro.
“Sendang ini sudah ada sejak sebelum masyarakat menempati desa ini. Konon, sendang ini dibangun oleh tokoh pewayangan Kyai Semar Sabdo Palon Noyo Genggong,” jelasnya.
Air dari Sendang Weji dimanfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari, seperti air minum dan menyiram tanaman jagung serta tembakau, terutama saat musim kemarau. Meski demikian, air di sendang ini tidak pernah kering.
Selain fungsi praktis, sendang ini juga dipercaya memiliki aura sakral, terutama pada masa sebelum tahun 1950-an. Bahkan, sampai sekarang banyak warga dari luar desa yang datang untuk meditasi, khususnya pada malam bulan Ruwah atau Selo.
Sementara itu, Deswita, salah satu warga Dusun Gesing, mengatakan bahwa antusiasme masyarakat terlihat dari keramaian saat pembagian jajanan hasil bumi.
“Kami saling berebut karena ini bagian dari partisipasi kami dalam merayakan sedekah bumi yang rutin dilaksanakan setiap tahun. Yang direbutkan tadi antara lain jajanan, nasi, dan berbagai hasil bumi lainnya,” ujarnya.
Sedekah bumi di Dusun Gesing ini menjadi momentum penting bagi warga untuk bersyukur sekaligus mempererat tali persaudaraan antarwarga. Tradisi yang sarat makna ini terus dijaga dan dilestarikan sebagai warisan budaya masyarakat Desa Manduro.(*)