Sejak 1997 Tak Ada CSR, Komisi III DPRD Gresik Semprot Manajemen PT Linde

oleh -130 Dilihat
b79308cb 1c6c 42c3 b4af 2ffa165acb17
Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi saat pimpin hearing debu perlite. (Foto: Muhammad Wildan Zaky)

KabarBaik.co – Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik Abdullah Hamdi, melontarkan kritik tajam terkait kebocoran coolbox PT Linde Indonesia. Insiden tersebut menyebabkan hujan debu partikel perlite mengguyur kawasan permukiman warga Desa Roomo, Kecamatan Manyar, pada Selasa malam (29/7). Warga mengeluhkan gangguan kesehatan seperti sesak napas, mata perih, dan kulit gatal hingga tujuh orang masuk RS.

Kritik itu dilayangkan saat hearing di DPRD Gresik, Jumat lalu. Dipimpin langsung oleh Hamdi, hearing ini menghadirkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gresik Sri Subaidah, Camat Manyar Hendriawan Susilo, jajaran perangkat Desa Roomo, serta perwakilan dari PT Linde termasuk Andita Huda selaku Head of Secure dan Anita dari divisi HRD.

Hamdi yang memimpin langsung jalannya hearing menyebut perusahaan yang berdiri sejak 1997 itu belum pernah menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan sosial sekitar. “Tapi tidak pelit kan? Berdiri sejak tahun 1997 tapi sampai saat ini belum ada CSR. Berarti ya pelit. Jangan ngomong insyaallah tidak pelit. Dari tahun 1997 sampai sekarang itu sudah berapa tahun?” tegas Hamdi.

Ia juga menanggapi pernyataan pihak PT Linde yang menyebut jajaran saat ini terdiri dari orang-orang baru. Bagi Hamdi, alasan itu tidak bisa diterima. “Masalah kalian baru atau tidak baru itu bukan suatu persoalan. Intinya di SOP-nya yang jelas. Mbak Anita tadi mengatakan baru 1 tahun bergabung. Saya yakin, kalau tidak kejadian seperti ini, ya pasti pelit. Saya yakin pasti pelit. Saya yakinkan, khakkun yakin. Asli yakin. Tapi berhubung Tuhan itu Maha Adil,” ucapnya lantang.

Tak hanya soal tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), Hamdi juga menyoroti minimnya interaksi PT Linde dengan warga sekitar dalam agenda-agenda sosial. “Nggak boleh gitu buk. Agenda yang dilakukan oleh PT Linde harus lebih terbuka agar bisa lebih dekat dengan masyarakat. Karena ini sudah ada Perdanya,” katanya.

Ia juga mengingatkan agar perusahaan mematuhi Perda Ketenagakerjaan Gresik yang mewajibkan serapan tenaga kerja lokal sebesar 60 persen. “Kalau memang tidak ahli di sana, kiranya ditempatkan di mana gitu yang cocok,” sindirnya.

Murka Warga Roomo Gresik ke PT Linde Buntut Hujan Debu

Menanggapi berbagai kritik tersebut, Anita dari HRD PT Linde menyampaikan bahwa pihaknya mengakui kekurangan dalam membangun komunikasi dengan warga.

“Kami akui bahwa selama ini masih kurang baik dalam hal berhubungan dengan masyarakat Desa Roomo. Namun, saya yang baru saja bergabung di PT Linde akan berkomitmen penuh dalam memperbaiki hubungan dengan masyarakat Desa Roomo. Kita sangat terbuka untuk berdiskusi. Namun tetap memperhatikan SOP supaya sama-sama enak,” dalihnya.

Terkait tenaga kerja, Anita menambahkan bahwa pihak perusahaan telah berupaya mengikuti ketentuan daerah. “Masalah tenaga kerja, kita juga sudah aware dengan Perda Ketenagakerjaan. Kita juga sudah mengikuti job fair yang diadakan oleh Disnaker. Cuma hanya saja CV yang kami terima ini tidak banyak. Dua kali kami ikut. Kita semuanya open. Sampai magang pun kita terima,” ujarnya.

Ia juga menginformasikan bahwa saat ini jumlah karyawan PT Linde Gresik berjumlah 60 orang. Untuk program CSR yang selama ini absen, Anita menegaskan komitmen perusahaan untuk mengaktifkannya kembali, meski dengan batasan tertentu.

“Dan untuk konsep CSR kami itu tidak boleh berbau agama. Bukannya tidak menghormati, tapi kami pengennya semua agama itu sama. Tapi kalau memang diharuskan agama, kita open tapi memang prosesnya agak panjang,” tambahnya.

Anita menutup pernyataannya dengan membuka ruang diskusi lebih lanjut, terutama terkait kompensasi atas insiden ini. “Untuk pembahasan lebih lanjut CSR dengan Pak Kades kita open, mau kapanpun boleh. Sekalian membahas kompensasi atas kejadian ini. Dan untuk kompensasi atas kejadian ini yang diajukan tadi dari mulai RW 1 dan lainnya butuh pembahasan lebih lanjut,” tukasnya.

Meski pihak perusahaan menyatakan keterbukaan, catatan lama mengenai absennya CSR telah telanjur membekas di benak warga dan wakil rakyat. Dalam sidang yang semestinya hanya membahas debu perlite, terbuka kenyataan lebih dalam: warga Desa Roomo belum pernah benar-benar merasakan kehadiran PT Linde sebagai tetangga yang bertanggung jawab.(*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini

Penulis: Muhammad Wildan Zaky
Editor: Andika DP


No More Posts Available.

No more pages to load.