KabarBaik.co- Sejarah band slank menarik untuk dibahas. Di tahun 1990 hingga 2000-an, belantika musik Tanah Air dimeriahkan dengan kehadiran band bergenre rock ini. Selama perjalanan kariernya, band yang memilki basis penggemar yang sangat banyak ini telah mengalami berbagai macam cobaan. Mulai dari gonta-ganti personel hingga terjerat lingkaran narkoba.
Sejarah band Slank tak bisa dilepaskan dari band CSC (Cikini Stones Complex) yang berdiri pada 25 Desember 1985. Band tersebut fokus pada kecintaannya terhadap lagu-lagu Rolling Stones. Saat itu CSC digawangi oleh Bimbim (drum), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bass), Uti (vokal), dan Well Willy (vokal). Namun, band tersebut tidak bertahan lama. Karena CSC telah bubar, Bimbim mengajak Denny BDN yang merupakan sepupunya untuk mendirikan band lain bernama Red Evil.
Red Evil kala itu berani menyanyikan lagu buatan sendiri dan lagu Van Halen. Namun aksi panggung mereka yang terkesan slengean membuat grup ini akhirnya merubah namanya menjadi Slank. Slank sendiri diambil dari kata ‘slengean’ dengan menggunakan huruf K agar lebih keren. Setelah bernama Slank, grup band ini telah mengalami banyak perubahan personel. Hingga tahun 1996, Slank telah mengalami 14 kali perubahan personel. Di formasi terakhirnya, Slank digawangi oleh Bimbim (drum), Kaka (vokal), Ivanka (bass), Abdee (gitar), dan Ridho (gitar).
Berkat keseriusannya di industri musik, band asal Jakarta ini berhasil mengeluarkan sejumlah album. Seperti Suit-Suit… He-He (Gadis Sexy) (1990), Piss (1993),Generasi Biru (1994), dan terakhir Nggak Ada Matinya (2013).
Sayangnya, di tengah popularitasnya band SlanK harus terjebak dalam lingkaran narkoba. Perkara barang haram itu mempengaruhi tubuh Slank hingga akhirnya mencetuskan perpecahan.
Karena tidak ingin Slank tumbang, Bimbim tetap ingin mempertahankan Slank meski hanya bersama Kaka. Singkatnya, saat itu Bimbim mencari personel lain dan mengukuhkan Slank Formasi 14 atau Slank 7. Formasi inilah yang masih solid hingga saat ini.
Di balik kesolidan Slank, rupanya ada sosok Bunda Iffet, ibunda Bimbim yang berperan dalam menangani manajemen band. Berkat kesabaran Bunda Iffet dalam mengawal Slank, band tersebut pun akhirnya keluar dari lingkaran narkoba dan meraih jalan terang. Slank terakhir mengeluarkan album pada 2013 di usianya yang ke-30. Meski kini Slank sudah meredup di pasaran musik Indonesia, namun namanya selalu ada di hati Slankers.
Perjalanan Slank menunjukkan bahwa meski diterpa berbagai cobaan, termasuk pergantian personel dan masalah narkoba, semangat untuk berkarya tetap membawa mereka bertahan. Dukungan keluarga, terutama Bunda Iffet, menjadi kunci kebangkitan band ini. Meskipun popularitasnya meredup, Slank tetap hidup dalam hati para penggemarnya, Slankers, dan tetap menjadi bagian penting dalam sejarah musik Indonesia.