KabarBaik.co— Setelah beberapa kali gagal, Presiden ke-2 RI Soeharto akhirnya resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto. Penyerahan gelar dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan Nasional di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11).
Putri Soeharto, Titiek Soeharto, hadir mewakili keluarga, sementara Bambang Trihatmodjo menerima langsung tanda kehormatan secara simbolis dari Presiden.
Gelar ini ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK Tahun 2025, sebagai bentuk pengakuan atas jasa-jasa Soeharto dalam pembangunan dan stabilitas nasional selama 32 tahun kepemimpinannya.
“Pemberian gelar ini merupakan penghargaan atas pengabdian yang telah memberi jejak besar dalam perjalanan bangsa,” ujar Presiden Prabowo dalam sambutannya.
Sebelumnya, keputusan tersebut tidak lepas dari gelombang pro dan kontra di tengah masyarakat. Sejumlah pihak menilai langkah itu mengabaikan catatan kelam masa Orde Baru, termasuk dugaan pelanggaran HAM, pembungkaman demokrasi, serta praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Koalisi Gerakan Masyarakat Sipil Adili Soeharto (Gemas) menyebut penganugerahan ini sebagai langkah yang mengecewakan. “Ini bukan hal mengejutkan, tapi tetap mengecewakan. Negara seperti menutup mata pada sejarah kelam,” kata Dimas Bagus Arya, Koordinator KontraS, mewakili koaliasi pada siaran persnya, Selasa (21/10).
Penolakan juga datang dari kalangan ulama. KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) menegaskan ketidaksetujuannya, mengingat pengalaman pahit para kiai dan pesantren di masa pemerintahan Soeharto. “Saya paling tidak setuju kalau Soeharto dijadikan Pahlawan Nasional,” ujarnya di Rembang, Jawa Tengah, dikutip dari NU Online, Minggu (9/11).
Dalam penganugerahan itu. Soeharto bukan satu-satunya yang mendapat gelar Pahlawan Nasional tahun ini. Pemerintah menetapkan sepuluh tokoh sebagai Pahlawan Nasional 2025, mewakili beragam bidang perjuangan. Dari politik, agama, hingga aktivisme sosial.
Daftar 10 Pahlawan Nasional 2025
- Abdurrahman Wahid (Gus Dur) – Presiden ke-4 RI, tokoh pluralisme (Jawa Timur)
- Jenderal Besar Soeharto – Presiden ke-2 RI (Jawa Tengah)
- Marsinah – Aktivis buruh (Jawa Timur)
- Mochtar Kusumaatmadja – Diplomat dan Menteri Hukum (Jawa Barat)
- Hajjah Rahmah El Yunusiyah – Tokoh pendidikan Islam (Sumatra Barat)
- Jenderal (Purn) Sarwo Edhie Wibowo – Mantan Komandan RPKAD/Kopassus (Jawa Tengah)
- Sultan Muhammad Salahuddin – Tokoh perjuangan NTB
- Syaikhona Muhammad Kholil – Ulama besar Bangkalan, Madura (Jawa Timur)
- Tuan Rondahaim Saragih Garingging – Penguasa Partuanan Raya (Sumatra Utara)
- Zainal Abidin Syah – Gubernur pertama Papua (Maluku Utara)






