KabarBaik.co – Cabang olahraga (cabor) futsal putra Kota Surabaya resmi meraih emas di ajang Pekan olahraga provinsi (Porprov) IX jawa timur (Jatim) 2025 setelah menang melawan tim Kota Malang. Keputusan tersebut telah ditetapkan oleh Panitia Besar (PB) Porprov IX Jatim 2025.
Ketua Asosiasi Futsal Kota (AFK) Malang Rizal Ghoniem, menanggapi keputusan tersebut dengan sikap suportif dan menerima kekalahan dengan lapang dada.
“Karena jiwa olahragawan sejati adalah mengakui kekalahan dan kemenangan,” ujarnya saat ditemui di kantor AFK Malang yang beralamat di Jalan Mayjend Panjaitan No.139, Penanggungan, Kecamatan Klojen, Kota Malang, Senin (30/6) sore.
Rizal menyampaikan selamat kepada tim futsal Surabaya atas kemenangannya dan mengapresuasi perjuangan tim Kota Malang. “Kita sangat bangga dengam tim Malang. Kami menghormati keputusan akhir dari PB serta respect kepada tim lawan,” jelasnya.
Sementara Ketua PB Porprov IX, Dedy Suhayadi, telah mendatangani dalam surat resmi bernomor 426/02/Porprov Jatim IX/2025 tentang ‘Penetapan Pemenang Pada Pertandingan Babak Final Cabor Futsal pada Porprov IX Jatim 2025.
Dalam surat dijelaskan bahwa pertandingan final futsal antara tim putra Surabaya melawan Kota Malang dihentikan pada menit ke-32. Laga tersebut sempat beberapa kali mendapat gangguan dari penonton yang dianggap membahayakan keselamatan pemain, ofisial dari masing-masing tim beserta perangkat pertandingan.
“Hal ini telah dipertimbangkan bersama dari pihak keamanan, yang menyatakan bahwa pertandingan tidak bisa dilanjutkan. Pertimbangan tersebut tertuang dalam Laporan Khusus Pertandingan dari Match Commissioner tertanggal 27 Juni 2025,” demikian bunyi surat keputusan.
Demi kepentingan faktor keselamatan dan keamanan semua pihak yang terlibat, PB Porprov akhirnya memastikan Tim kota surabaya mendapatkan medali emas dan juara satu.
Dari pertimbangan di atas, PB Porprov menetapkan tim Kota Surabaya sebagai pemenang pada babak final cabor futsal,” tertulis surat dari PB Porprov IX Jatim pada keputusan resminya.
Sebelumya perlu diketahui kerusuhan dipicu oleh rasa tidak puas suporter, terhadap keputusan wasit yang dianggap tidak adil dalam pertandingan dan akhirnya aparat gabungan berhasil mengendalikan situasi ketegangan tersebut.(*)