Serap Gabah Sesuai HPP, Wamentan Sudaryono: Komitmen Presiden Prabowo Sejahterakan Petani

oleh -289 Dilihat
WhatsApp Image 2025 02 10 at 10.22.36 scaled
Wamentan Sudaryono saat rapat maraton swasembada bersama jajaran Direksi Bulog di Kantor Pusat Kementan. (Foto: Kementan)

KabarBaik.co – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono yang juga menjabat sebagai ketua Dewan Pengawas (Dewas) Bulog menegaskan bahwa pembelian gabah sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) merupakan bagian dari komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam meningkatkan kesejahteraan petani.

Sudaryono menyebut bahwa hal itu menjadi salah satu upaya mempercepat swasembada pangan di Indonesia. “Saya kira swasembada ini komitmen yang meyakinkan dari Bapak Presiden kita, bahwa programnya sudah jelas, visinya juga sudah jelas tinggal pelaksanaannya saja yang harus kita jaga,” kata Sudaryono, Minggu (9/2).

Pejabat yang akrab disapa Mas Dar itu menyatakan salah satu visi Presiden Prabowo Subianto yang harus dijaga adalah harga gabah yang tidak boleh turun dari HPP. ”Semua sudah diberikan tinggal pelaksanaan yang kita tunggu,” ujar Sudaryono dalam rapat maraton swasembada bersama jajaran Direksi Bulog di Kantor Pusat Kementan.

Sebagaimana diketahui, pemerintah telah menetapkan HPP gabah untuk masa panen raya 2025 sebesar Rp 6.500 per kilogram. Keputusan ini berlaku sejak 15 Januari 2025, baik untuk pembelian oleh pemerintah maupun penggilingan swasta di seluruh Indonesia.

Sudaryono menegaskan serapan gabah sesuai dengan HPP sangat penting dilakukan oleh Bulog untuk memastikan stok pangan nasional tercukupi dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia. Dia juga menekankan bahwa swasembada pangan merupakan prioritas utama Presiden Prabowo yang harus segera dipenuhi.

“Swasembada itu adalah prioritas dari Presiden yang harus mampu kita penuhi. Artinya stok nasional harus cukup dan petaninya juga wajib sejahtera. Oleh karena itu Presiden sudah memutuskan HPP-nya Rp 6.500 dan Bulog ditargetkan 3 juta,” kata Sudaryono.

Menurut Sudaryono, kebijakan ini akan meningkatkan kesejahteraan petani secara perlahan namun pasti. Dengan begitu, Indonesia dapat memutus ketergantungan pada impor pangan yang selama ini cukup besar. “Tujuannya adalah harga pembelian gabah di tingkat petani bisa kita jaga sehingga NTP (nilai tukar petani) juga meningkat. Jadi negara hadir langsung bersentuhan dengan petani,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Editor: Hairul Faisal


No More Posts Available.

No more pages to load.