KabarBaik.co – Keluarga korban KMP Tunu Pratama Jaya mulai meninggalkan posko terpadu yang berada di Pelabuhan Ketapang, Selasa (15/7). Sebelumnya mereka telah bertahan selama kurang lebih dua pekan di posko tersebut.
Namun karena tak kunjung mendapat kepastian dan beralihnya tugas SAR dari Basarnas Pusat ke Basarnas Daerah membuat keluarga korban memutuskan hengkang.
Salah satunya adalah Agus. Ia memilih cabut dari posko karena tak kunjung mendapat kabar soal kepastian keluarganya bernama Sakur yang menjadi korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
Ia juga mengeluhkan minimnya informasi yang didapat dari petugas. Selama ia berada di posko hanya di awal hingga H+8 saja ia mendapat informasi. Sehari bahkan bisa dua kali. Setelahnya nihil.
“Setelahnya gak ada informasi update apa pun,” terangnya.
Agus bercerita bila para keluarga korban dibuatkan grup oleh petugas. Tujuannya adalah sebagai sarana informasi. Di dalamnya beranggotakan 51 orang.
Dari banyaknya percakapan yang kebanyakan diutarakan keluarga korban yang menanyakan perkembangan terkini, admin grup tak cukup responsif.
Ketimbang mendapat info dari grup, ia malah lebih banyak tahu informasi dari pemberitaan dan sosial media.
“Grup untuk keluarga korban hanya sekadar untuk sebuah harapan kosong saja. Saya di sini ngapain kalau saya hanya menunggu. Andaikan ada update, tapi informasi saya dapat justru dari media, saya sering nonton live streaming dan media sosial,” ujar pria yang beralamtkan di Kelurahan Krapyakrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, tersebut.
Keputusan ini diambil lantaran operasi pencarian tim SAR gabungan resmi berakhir dan dialihkan dari Basarnas pusat ke Basarnas Surabaya. Selama wewenang beralih ke daerah operasi SAR akan dimaksimalkan selama sepekan mendatang.
Petugas Posko Ketapang, Irwan Arianto mengatakan, hingga Selasa (15/7) tersisa 3 keluarga yang bertahan di Posko. Mereka lalu pergi pagi hari tadi.
“Keluarga korban per pagi ini di posko sudah kosong. Terakhir kemarin malam ada sekitar 3 keluarga korban yang menginap,” kata dia.
Keluarga meninggalkan posko setelah adanya kebijakan peralihan wewenang operasi SAR dari Basarnas Pusat ke Daerah. Keputusan tersebut memengaruhi harapan keluarga terhadap kelanjutan pencarian dan memilih memantau lewat grup.
“Pagi tadi semua sudah pada pergi meninggalkan posko,” tegasnya.
Sebagai informasi, hingga H+14 ini total sudah ada 49 korban yang ditemukan oleh Tim SAR gabungan. Sebanyak 30 orang selamat dan 19 sisanya meninggal dunia.
Dari 19 korban meninggal dunia, Tim DVI baru berhasil mengidentifikasi 15 korban. Empat sisanya masih berada di RSUD Blambangan dan rencananya akan diidentifikasi dengan cara tes DNA.