KabarBaik.co- Tradisi gerak jalan Mojokerto–Surabaya kembali digelar tahun ini. Namun, terbaru panitia mengubah rute demi keselamatan peserta. Perubahan dilakukan setelah akses Trosobo, Sidoarjo, yang semula menjadi jalur utama, dipastikan masih dalam masa perbaikan dan dikhawatirkan mengganggu kelancaran ribuan peserta.
Kegiatan yang digelar Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Pemprov Jawa Timur pada Sabtu–Minggu, 15–16 November 2025, itu merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Pahlawan. Dengan rute baru, peserta akan menempuh perjalanan kurang lebih 100 kilometer dari titik start di Mojokerto hingga finis di Tugu Pahlawan Surabaya, yang diproyeksikan memakan waktu sekitar 12 jam berjalan kaki non-stop.
Ribuan peserta dari berbagai daerah di Indonesia—baik perorangan maupun beregu—telah memastikan diri ambil bagian. Tradisi tahunan ini sejak lama menjadi simbol penghormatan terhadap perjuangan para pahlawan yang dahulu menempuh perjalanan panjang demi kemerdekaan.
Rute baru melewati sejumlah jalan di Mojokerto, Krian, Driyorejo, hingga masuk Kota Surabaya melalui kawasan Karang Pilang, Gunungsari, Joyoboyo, hingga mencapai pusat kota dan berakhir di Tugu Pahlawan. Perubahan ini sekaligus membuat pola pengamanan dan rekayasa lalu lintas berbeda dari tahun sebelumnya.
Panitia mengimbau masyarakat, khususnya pengguna jalan di Mojokerto, Sidoarjo barat, Gresik selatan, dan Surabaya, untuk menghindari jalur-jalur yang dilewati peserta pada jam-jam krusial pelaksanaan. Rekayasa lalu lintas direncanakan dilakukan mulai Sabtu siang hingga Minggu pagi pada titik-titik yang berpotensi padat.
Beberapa akses krusial seperti By Pass Mertek – Mlirip; koridor Krian – Legundi – Driyorejo; Jalan Raya Mastrip–Karang Pilang; Gunungsari – Joyoboyo – Wonokromo; koridor Diponegoro – Kedungdoro – Bubutan hingga Tugu Pahlawan.
Pengendara diminta mencari jalur alternatif untuk menghindari kemacetan panjang, terutama di malam hingga dini hari ketika rombongan peserta mencapai titik-titik transisi wilayah.
Gerak jalan Mojokerto–Surabaya telah menjadi salah satu event ikonik Jawa Timur, menggabungkan unsur olahraga, ketahanan fisik, dan napak tilas sejarah. Para peserta tidak hanya diuji stamina, tetapi juga merasakan pengalaman “menempuh jejak pahlawan” dari masa lalu. Dengan rute baru yang lebih aman, panitia berharap peringatan Hari Pahlawan tahun ini berjalan lancar dan tetap menggugah semangat kebangsaan.
Ringkasan Sejarah
Kegiatan gerak jalan yang menjadi cikal-bakal Mojosuro kali pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955. Pada masa awal rute yang dipakai adalah Pandaan ke Surabaya. Informasi ini muncul dalam catatan pemerintahan dan rujukan sejarah lokal yang dikutip Dispora Jatim.
Sejak akhir 1950-an (sekitar 1959) rute resmi berpindah menjadi Mojokerto → Surabaya sehingga acara kemudian dikenal kuat sebagai napak-tilas perjuangan pahlawan dari sektor barat. Sumber rujukan sejarah lokal (buku Surabaya Punya Cerita dan liputan arsip) menyebutkan perubahan rute ini.
Kegiatan itu mengalami pemberhentian sementara pada masa-masa krisis politik/keamanan. Terutama pada 1965–1967 (periode G30S) dan kembali vakum pada periode 1998–2005 (era reformasi dan dinamika politik-ekonomi). Setelah jeda-jeda itu acara kerap dipulihkan oleh pemerintah daerah.
Setelah masa awal (oleh berbagai organisasi lintas daerah dan KONI), sejak era 1970-an kegiatan semakin banyak dikelola oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur (melalui Dispora) dan sejak 2006 sempat diberi nama atau format baru seperti “Gerak Jalan Perjuangan Mojosuro” ketika kegiatan dibangkitkan kembali.
Gerak jalan ini diposisikan sebagai napak tilas perjuangan — simbol menghormati jasa para pejuang (terkait peristiwa 10 November 1945 dan konflik di sektor-sektor lain di Jawa Timur), serta sebagai penguatan nilai kebangsaan dan olahraga massa. Karena itu rute dan titik-titik pemberhentian sering dipilih berdasarkan nilai sejarah.
Berikut Rute Baru Gerak Jalan Mojokerto-Surabaya, 15-16 November 2025
Wilayah Mojokerto
- Jl. Surodinawan
- Jl. Prajurit Kulon
- Jl. Tribuana Tunggadewi
- Jl. Brawijaya
- Jl. Hayam Wuruk
- Jl. Mayjen Sungkono (Mojokerto)
- Jl. Kutuk Kulon
- Jl. Raya Ijen
- Jl. By Pass Mertek Jamprigos – Mlirip
- Jl. Raya Mlirip – Krian (arah keluar ke Sidoarjo)
- Jl. Mayjen Bambang Yuwono
Wilayah Sidoarjo
- Jl. Raya Krian
- Simpang 5 Krian
- Bypass Krian
- Jl. Raya Iman Bonjol (Krian)
- Jalan Raya Legundi (Legundi masuk wilayah Sidoarjo–Gresik perbatasan, namun lebih dekat ke Krian/Driyorejo)
Wilayah Gresik
- Jalan Raya Krikilan
- Jalan Raya Sambilawang
- Jalan Raya Driyorejo
- Jalan Raya Cangkir
- Jalan Raya Bambe
Wilayah Surabaya
- Jalan Raya Mastrip
- Jalan Karang Pilang Barat
- Jalan Raya Mastrip Klematan
- Jl. Raya Karang Pilang Barat
- Jl. Raya Mastrip
- Jl. Joyoboyo
- Jl. Gunungsari
- Jl. Wonokromo
- Jl. Diponegoro
- Jl. Kasat Membang
- Jl. Kedung Doro
- Jl. Bauran
- Jl. Bubutan
- Jl. Kebun Rojo
- Jl. Pahlawan






