KabarBaik.co – Duka mendalam menyelimuti keluarga besar SMPN 7 Mojokerto. Belasan siswa yang tengah melakukan kegiatan outing class di Pantai Drini, Gunung Kidul, harus berurusan dengan maut saat terseret ombak.
Peristiwa nahas ini terjadi pada Selasa pagi, (28/1). Saat para siswa bermain air di area palung yang dikenal berbahaya. Tiga siswa dinyatakan meninggal dunia 1 siswa hilang dalam pencarian.
Dari informasi yang dihimpun, ada 13 siswa yang terseret ombak saat bermain di Pantai Drini, 9 diantaranya berhasil ditemukan dalam kondisi selamat.
Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro mengatakan, kejadian nahas itu terjadi di Pantai Drini Yogyakarta.
“Kegiatan outing class yang dilaksanakan di Pantai Drini Yogyakarta, tadi pagi kejadian tepat pukul 07.00 WIB dilaporkan ada 13 siswa yang terseret gelombang laut selatan,” kata Ali saat jumpa pers, Selasa (28/1).
Ia membeber, korban selamat berjumlah sembilan orang masih duduk di kelas 7 SMP Negeri 7 Kota Mojokerto yakni, FRS, BK, PA, RB, MZZ, AR, AM, AN, dan RR.
Sementara korban ditemukan meninggal dunia adalah AAP, MY, BF. Dan korban masih dalam pencarian berinisial RYP.
“Korban meninggal dunia Pertama AAP warga Wates, Gang Flamboyan, Mojokerto, BF warga Mlirip dan MY warga Kedundung. Korban yang hilang atas nama RYP, warga Krian, Sidoarjo,” jelasnya.
Ali menyebut, setelah ia mendapat informasi itu. Pihaknya perintahkan Kepala Dinas Pendidikan menuju ke tempat kejadian perkara (TKP).
“Kami juga melakukan koordinasi sehingga informasi nyang kita terima bisa update dan real time,” ujarnya.
Pemkot berjanji akan bertanggung jawab dan menanggung semua biaya yang ditimbulkan akibat insiden itu. Meski belum dibeber berapa kerugian yang harus dibayar kepada orang tua yang anaknya meninggal.
“Ini adalah musibah yang harus kita hadapi bersama, kita akan bertanggung jawab,” katanya.
“Untuk proses pemulangan jenazah, kami laporkan dari rumah sakit saptosari. Jenazah insyaallah akan dipulangkan setelah autopsi setelah pukul 15.00 WIB, tentu akan kita kawal dan perhatikan dengan baik agar sesuai dengan harapan kita semua,” urainya.
Menurut Ali kegiatan ini adalah bagian dari menambah wawasan siswa yang ada di Mojokerto, penyelenggara kegiatan adalah satuan pendidikan.
Ali mengklaim kegiatan outing class berujung duka ini disebut telah berdasar musyawarah baik di internal maupun komite sekolah.
“Terkait apakah kegiatan ini banyak mendapatkan semacam penolakan tentu saya pikir kegiatan ini sudah dimusyawarahkan di internal dan komite sekolah,” pungkasnya. (*)