KabarBaik.co – Ramai soal pengibaran bendera One Piece tak membuat Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana bereaksi berlebihan. Justru sebaliknya, pemimpin muda yang akrab disapa Mas Dhito itu memilih mengambil sikap bijak dengan merangkul kreativitas anak muda sembari tetap menjaga kehormatan simbol negara.
“Selama bendera itu tidak lebih tinggi dari Bendera Merah Putih, tidak masalah,” ujar Mas Dhito saat dikonfirmasi, Kamis (7/8).
Menurut Mas Dhito, bendera berlogo tengkorak dan topi jerami yang identik dengan serial anime One Piece merupakan bentuk ekspresi yang lumrah di kalangan generasi muda saat ini. Kreativitas seperti ini tidak patut langsung dicurigai, apalagi jika tidak membawa unsur provokatif maupun nilai-nilai negatif.
“Banyak kartun atau anime yang bisa menjadi bentuk kreativitas. One Piece itu salah satunya. Selama tidak mengganggu ketertiban atau melecehkan simbol negara, ya tidak perlu dipersoalkan,” tambahnya.
Mas Dhito juga menegaskan bahwa Pemkab Kediri tidak menerbitkan larangan ataupun melakukan razia terhadap atribut kreatif seperti bendera One Piece.
“Tidak ada sweeping,” tegasnya.
Pernyataan tersebut muncul di tengah viralnya sejumlah unggahan di media sosial yang menampilkan bendera One Piece dikibarkan berdampingan dengan Merah Putih. Fenomena ini menuai pro dan kontra, namun juga membuka diskusi tentang batas antara nasionalisme dan ekspresi budaya pop.
Bagi Mas Dhito, penting untuk memberi ruang pada anak muda untuk berekspresi, selama ekspresi itu tidak menginjak nilai-nilai kebangsaan. Ia mengajak semua pihak untuk tidak mudah reaktif dalam menyikapi tren kekinian.
“Kita harus bisa membedakan mana ekspresi dan mana provokasi. Jangan sampai kreativitas anak muda malah dimatikan karena kekhawatiran yang tidak berdasar,” pungkasnya.
Dengan sikap terbuka tersebut, Mas Dhito memperlihatkan kepemimpinan yang selaras dengan zaman, mengedepankan komunikasi dan edukasi dibanding tindakan represif dalam menghadapi dinamika sosial generasi digital. (*)