KabarBaik.co – Rencana operasional Bus Trans-Jatim koridor Malang Raya mulai menimbulkan kekhawatiran di kalangan sopir angkot di Kota Batu. Puluhan sopir jalur Batu-Junrejo-Landungsari (BJL) menilai, kehadiran bus tersebut bakal menggerus penumpang mereka karena rute yang sama.
Mereka pun mendesak pemerintah agar seluruh armada BJL dialihkan menjadi bagian dari program Angkutan Pelajar Gratis (Apel Gratis) milik Pemkot Batu. Langkah itu dinilai sebagai solusi konkret untuk menghindari dampak ekonomi bagi sopir sekaligus memperkuat layanan transportasi pelajar.
Desakan tersebut disampaikan dalam pertemuan antara Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu dan perwakilan sopir jalur BJL pada Senin (3/11). Dalam forum itu, para sopir secara tegas menyampaikan keresahan mereka atas potensi penurunan jumlah penumpang seiring rencana beroperasinya Bus Trans-Jatim di rute yang sama, yakni Malang-Batu.
Koordinator sopir angkot jalur BJL, Mulyono, menegaskan bahwa Trans-Jatim berpotensi mengalihkan minat penumpang dari angkot ke transportasi baru tersebut.
“Sementara tidak semua angkot masuk program Apel Gratis. Jadi, kami hanya bisa mengandalkan penumpang umum,” ujarnya, Kamis (6/11).
Menurut Mulyono, saat ini hanya 9 dari 22 unit angkot aktif yang telah bergabung dalam program Apel Gratis. Sisanya, 13 unit belum terserap sehingga berpotensi kehilangan penghasilan jika Trans-Jatim mulai beroperasi. “Kami berharap semua armada bisa dialihkan ke Apel Gratis. Ini langkah yang paling realistis,” tegasnya.
Mulyono menjelaskan, penambahan armada Apel Gratis juga penting untuk menjawab kebutuhan transportasi pelajar di Kota Batu yang semakin meningkat.
“Banyak siswa yang sebenarnya tidak terdata sebagai penumpang resmi tetap kami angkut karena kasihan. Permintaannya tinggi, tapi armadanya terbatas,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Kabid Angkutan Dishub Kota Batu Hari Juni Susanto menyatakan, usulan pemberdayaan sopir angkot BJL menjadi armada Apel Gratis masih akan dikaji lebih lanjut. “Kami pertimbangkan sambil menunggu hasil forum group discussion (FGD) bersama Dishub Jatim,” ungkapnya.
Selain usulan konversi menjadi Apel Gratis, para sopir juga menyampaikan permintaan kenaikan tarif angkutan reguler. Dishub akan mengundang koordinator sopir dari sembilan jalur serta perwakilan Organda untuk membahas kedua isu tersebut. “Akan ada evaluasi menyeluruh, termasuk kemungkinan penyesuaian tarif,” tandas Hari Juni. (*)






