KabarBaik.co – Rencana pemerintah melakukan penutupan total jalur Gumitir terus menjadi sorotan dari berbagai pihak. Karena hal itu dianggap akan sangat berdampak kepada berbagai sektor.
Seperti yang disampaikan Sekretaris Komisi C DPRD Jember David Handoko Seto, penutupan total jalur Jember-Banyuwangi tersebut sangat berdampak kepada bahan kebutuhan pokok masyarakat.
“Karena memang itu pasti mempengaruhi harga-hara barang. Mulai dari bahan pokok bisa juga harga gas LPG dan BBM, misal harga tidak naik pengirimannya yang terhambat. Itu karena biaya operasional kendaraan yang mengangkut pasti lebih besar karena harus berputar lewat Situbondo,” kata David saat dikonfirmasi, Minggu (13/7).
Oleh sebab itu, David menginginkan, kebijakan penutupan total harus dikaji ulang agar tidak merugikan masyarakat terutama di dua kabupaten, Jember dan Banyuwangi.
“Bukan saya tidak setuju dengan penutupan itu, apalagi tujuanya adalah perbaikan agar pengendara aman saat melintas. Tapi dampaknya harus juga dipikirkan,” ungkapnya.
“Untuk usulan kaji ulang itu, misalnya dibuat sistem buka tutup untuk kendaraan yang relatif kecil atau memperpendek waktu perbaikan? Mungkin itu bisa dilakukan yang awlanya target dua bulan atau tiga bulan bisa dipercepat lagi,” sambungnya.
Disinggung soal jalur alternatif yang direncanakan oleh pemerintah dalam hal ini Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali, David menyampaikan mengapresiasi langkah tersebut, meski menurutnya belum maksimal.
“Kenapa saya bilang belum maksimal, jalur alternatif itu hanya untuk kendaraan ruda dua dan mobil kecil saja. Karena memang tidak terlalu lebar. Jadi tidak mungkin dilewati truk-teuk besar. Tapi saya apresiasi minimal masyarakat tidak resah lagi,” ucapnya.
Ia berharap, pihak pemerintah bisa melakukan kajian ulang dan lebih peka terkait rencana penutupan total di jalur Gumitir tersebut agar tidak merugikan masyarakat. (*)
