KabarBaik.co – Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 36 Bojonegoro resmi memulai kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi 100 siswa baru tahun ajaran 2025/2026. Para siswa tersebut terdiri dari 44 laki-laki dan 56 perempuan yang berasal dari 25 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro.
Plt Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bojonegoro, Agus Susetyo Hardiyanto, mengatakan bahwa SRMA 36 tidak hanya mengutamakan pendidikan akademik, tetapi juga pembentukan karakter siswa. “Program ini dirancang untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila, keterampilan hidup mandiri, serta daya saing tinggi agar siswa dapat berkontribusi bagi bangsa,” ujarnya, Jumat (15/8).
Pembukaan MPLS dilakukan oleh Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa keberadaan SRMA 36 merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di daerah. Data menunjukkan, masih ada 5.143 anak usia sekolah di Bojonegoro yang belum atau tidak bersekolah.
“Alhamdulillah, hari ini 100 anak mendapat fasilitas sekolah dan asrama gratis. Ini adalah pilihan luar biasa bagi mereka,” kata Nurul Azizah.
Ia juga menekankan bahwa SRMA 36 merupakan sekolah berkualitas yang mengutamakan kedisiplinan dan pembentukan karakter. “Gedungnya saja setara sekolah taruna di Magelang, tetapi ini semua gratis,” jelas Nurul.
Nurul mengingatkan para siswa agar memanfaatkan kesempatan ini sebagai kawah candradimuka untuk membentuk pribadi yang sukses. Ia mencontohkan tokoh nasional asal Bojonegoro seperti Pratikno dan Faisol Hanif yang memulai karier dari bawah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 11,69 persen penduduk Bojonegoro atau sekitar 147.330 jiwa (54.000 KK) masih tergolong miskin. Data ini dihimpun melalui survei dan rembuk warga di tingkat RT hingga desa, lalu dimasukkan dalam sistem Data Kemiskinan Daerah (Damisda).
Keberadaan SRMA 36 diharapkan menjadi solusi bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan berkualitas tanpa beban biaya. Program ini juga sejalan dengan upaya pemerintah mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan kualitas SDM di Bojonegoro. (*)