KabarBaik.co – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali menunjukkan peningkatan signifikan pada Rabu (19/11). Setelah serangkaian awan panas dan guguran lava sejak siang hari, pihak berwenang resmi menaikkan status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas) pada pukul 17.00 WIB.
Erupsi pertama tercatat pada pukul 14.13 WIB dengan amplitudo maksimal 25 mm dan jarak luncur material sejauh lima kilometer. Aktivitas terus meningkat hingga amplitudo mencapai 38 mm pada pukul 15.37 WIB, disertai jarak luncur material yang melebar menjadi 5,5 kilometer.
Kondisi ini membuat wilayah perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang, khususnya Kecamatan Ampelgading, berada dalam status siaga penuh. Merespons situasi kritis tersebut, Polres Malang langsung mengerahkan dua peleton atau sekitar 60 personel untuk bersiaga selama 24 jam.
“Kami sudah menyiagakan dua peleton personel untuk antisipasi. Mereka siap digerakkan sewaktu-waktu ke wilayah rawan, terutama di Ampelgading yang berbatasan langsung dengan Lumajang,” tegas Kasi Humas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, Kamis (20/11).
Bambang juga memastikan bahwa jalur penghubung dari Ampelgading menuju Lumajang resmi ditutup sementara demi keselamatan pengguna jalan. Petugas di lapangan mengimbau seluruh pengendara untuk putar balik dan menghindari area potensi bahaya.
“Keselamatan masyarakat menjadi prioritas. Penutupan akses dilakukan untuk menghindari risiko jatuhan material dan dampak awan panas,” ujarnya.
Selain menempatkan personel di titik-titik rawan, Polres Malang melakukan koordinasi intensif dengan Polres Lumajang, BPBD, SAR, dan pemangku kebijakan lainnya. Seluruh pihak disiagakan untuk kemungkinan evakuasi darurat apabila kondisi Semeru terus memburuk.
“Jika situasi berubah menjadi darurat, proses evakuasi akan langsung dilakukan bersama-sama,” imbuh Bambang. Warga yang bermukim di wilayah selatan Kabupaten Malang, terutama yang tinggal di sepanjang aliran sungai berhulu Semeru, diminta untuk tetap waspada dan mematuhi arahan petugas.
“Kami siap bertindak cepat kapan pun diperlukan. Yang terpenting saat ini adalah kewaspadaan masyarakat,” pungkas Bambang. (*)








