KabarBaik.co- Kini, kesehatan mental dan emosional menjadi kondisi tubuh yang turut diperhatikan oleh banyak orang. Salah satu istilah yang mungkin sudah di dengar adalah “quarter life crisis.” Quarter life crisis adalah masa di mana seseorang merasakan kecemasan terhadap masa depannya. Seringkali dialami oleh individu pada usia awal dewasa, khususnya di sekitar usia 25 hingga awal 30-an.
Apa itu Quarter Life Crisis?
Dalam bahasa Indonesia, quarter life crisis artinya krisis seperempat abad. Jadi, quarter life crisis adalah fase di mana seseorang pada usia sekitar 18 sampai dengan 30 tahun merasa khawatir, bingung, tidak memiliki arah karena adanya ketidakpastian dalam kelanjutan hidupnya dan overthinking akan masa depan.
Umumnya, seseorang yang mengalami fase quarter life crisis ini akan mencemaskan banyak hal. Mulai dari kehidupan sosial, karir, percintaan, dan hal lainnya. Hal inilah yang membuat seseorang yang sedang dalam fase ini merasa tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas.
- Rasa Kebingungan dan Kekhawatiran akan Masa Depan
Salah satu gejala yang menonjol adalah munculnya rasa kebingungan dan kekhawatiran yang mendalam terkait masa depan. Anda mungkin cenderung merenung secara intens mengenai arah hidup, hingga menimbulkan kecemasan yang berkaitan dengan pencapaian pribadi, karier, dan kehidupan romantis.
2. Ketidakpastian Karir:
Banyak orang muda mengalami kesulitan menemukan pekerjaan yang sesuai dengan passion dan bakat mereka. Meragukan keputusan yang telah diambil, atau bahkan mengalami kelelahan terkait beban kerja yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan frustasi dan keraguan tentang masa depan quarter life crisis pada diri.
3. Kesulitan dalam Menjalin Hubungan Sosial
Quarter life crisis seringkali memengaruhi hubungan sosial individu. Kesulitan dalam menjalin atau mempertahankan hubungan, baik itu romantis atau pertemanan, dapat menjadi gejala yang cukup terlihat. Perasaan ketidakpastian mengenai diri sendiri dan kehidupan dapat menimbulkan hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain, hingga menyebabkan isolasi sosial.
Cara Mengatasi Quarter Life Crisis
- Tidak Perlu Membandingkan dengan Orang Lain
Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang unik. Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan memicu kecemburuan dan rasa rendah diri. Pesatnya kemajuan teknologi memang seringkali membuat seseorang terus berpacu dengan pencapaian orang lain yang terlihat dalam media sosial, Seperti melihat teman sebaya mendapatkan pencapaiannya lebih dulu, seperti berhasil dalam kariernya, menikah, keliling dunia, dan lain sebagainya.
Walau begitu, Sebaiknya tidak perlu membandingkan pencapaian orang lain yang terlihat di media sosial dengan diri sendiri karena apa yang terlihat di media sosail belum tentu benar. Yakinkan ppada diri kita bahwa setiap orang memiliki masanya sendiri.
2. Mencari Dukungan dari Keluarga dan Teman
Agar tidak merasa kesepian, dapat menceritakan hal-hal yang mengganggu pikiran dengan orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman terdekat. Berbicara terbuka mengenai perasaan dan ketidakpastian yang dirasakan dapat memberikan perspektif baru dan membangun rasa dukungan. Memiliki jaringan sosial yang solid juga dapat membantu Anda melewati fase sulit ini dengan lebih baik.
4. Ubah Rasa Khawatir menjadi Tindakan
Jika merasa bingung dan khawatir dengan masa depan, kalian bisa menjadikan hal tersebut sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri. Misalnya, yang sedang merasa khawatir dengan jenjang karir kedepannya, bisa mulai mengikuti kelas online atau kursus tertentu yang terbuka untuk umum.
5. Hilangkan Hubungan Toxic
Hubungan yang tidak sehat dapat menguras energi dan kebahagiaanmu. Oleh karena itu, jauhkan diri dari orang-orang yang membawa pengaruh negatif dalam hidup. Perlu diingat bahwa tidak semua hubungan harus dijaga. Terlebih bila hubungan tersebut memang tidak sehat dan dapat mengganggu kebahagiaanmu.
6. Menjaga Kesehatan Mental dan Emosional
Penting untuk memberikan perhatian khusus pada kesehatan mental dan emosional. Aktivitas seperti meditasi, yoga, atau terapi dapat membantu mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan psikologis. Pengembangan kebiasaan sehat dan memprioritaskan istirahat yang cukup dapat mendukung kestabilan mental dalam menghadapi quarter life crisis.
Penting untuk diingat: Quarter life crisis adalah hal yang normal dan dialami oleh banyak orang. Dengan sikap yang tepat dan dukungan dari orang-orang terdekat, kamu bisa melewati fase ini dan menemukan arah hidup yang lebih jelas.