Enam Bulan Lagi, Tanding Ulang Biden vs Trump di Pilpres AS Makin Memanas

Editor: Hardy
oleh -205 Dilihat
TANDING ULANG: Mantan Presiden AS Donald Trump dan Presiden AS Joe Biden (kanan). (Foto dok VOA)

KabarBaik.co- Setelah Pileg dan Pilpres 2024 selesai, suhu politik Tanah Air tengah menghangat menjelang Pilkada. Demikian juga di Amerika Serikat (AS). Negara Adikuasa itu juga bersiap-siap menggelar Pilpres. Tepatnya, pada 5 November 2024 mendatang.

Kandidat utamanya sama dengan Pilpres AS tahun 2020 lalu. Yakni, Joe Biden yang kini menjadi Presiden AS dan Donald Trump, Presiden AS periode 2016-2020. Keduanya tanding ulang. Sejak setahun lalu, persaingan keduanya untuk dapat menduduki kursi presiden sudah terasa memanas.

Siapa yang bakal menang? Sejauh ini, masih sulit untuk memprediksi. Beberapa survei atau jajak pendapat, Biden dan Trump saling mengungguli dengan selisih tipis.

Baik Biden maupun Trump, sama-sama sedang ’’bermasalah’’. Trump sedang menghadapi sebanyak 88 dakwaan tindak kejahatan. Mulai dugaan memalsukan catatan bisnis hingga berkonspirasi untuk menipu negara. Adapun Biden juga dalam sorotan dampak inflasi tinggi di dalam negeri hingga gejolak global serangan Israel-Palestina.

Pilpres AS memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan dunia. Baik di dalam negeri maupun mancanegara. Berbeda dengan di Indonesia, sistem politik AS didominasi hanya dua partai. Yakni, Republik dan Demokrart. Siapapun sosok presidennya, pasti berasal dari salah satu parpol tersebut.

Republik adalah parpol berhaluan konservatif. Nah, Trump merupakan kandidat partai tersebut. Adapun Demokrat adalah parpol berhaluan liberal dengan Biden sebagai kandidatnya. Keduanya sama-sama sudah lansia, berusia lebih dari 70 tahun.

Jika di Indonesia, setiap pemilih dapat mencoblos pasangan capres-cawapres, tidak demikian dengan di AS. Masing-masing kandidat bersaing untuk memenangkan suara dari electoral college. Setiap negara bagian AS, memiliki jumlah suara electoral college tertentu berdasarkan populasi penduduknya. Total ada sebanyak 538 suara yang diperebutkan di negara bagian AS tersebut. Nah, karena itu, presiden terpilih adalah kandidat yang mendulang 270 suara atau 50 persen lebih.

Pilpres AS ditentukan persaingan pada tingkat negara bagian. Karena itu, seorang calon dimungkinkan merebut suara terbanyak pada tingkat nasional, namun kalah dari jumlah suara electoral college. Ini seperti dialami Hillary Clinton pada Pilpres AS tahun 2016.

Kebanyakan negara bagian AS memiliki preferensi atau kecenderungan condong kepada salah satu partai. Apakah Demokrat atau Republik. Karena itu, capres biasanya fokus pada negara-negara bagian yang peluang kemenangannya 50-50. Negara-negara bagian ini dijuluki negara bagian kunci pertarungan.

Apakah pemilihan di AS ini hanya memilih presiden? Tidak. Sama dengan di Indonesia, perhatian publik memang tertuju pada persaingan presiden. Para pemilih di AS, juga menentukan anggota baru Kongres. Baik kursi majelis rendah atau DPR maupun Senat. Ada 435 kursi di DPRyang diperebutkan. Adapun Senat hanya 33 kursi.

Sementara itu, dua survei yang dilakukan Emerson College pada 17 April 2024 yang diikuti 1.308 pemilih, Trump unggul dari Biden dengan selisih empat poin dan tiga poin. Demikian juga survei McLaughlin and Associates pada 16 April dengan jumlah responden sebanyak 1.000 orang, Trump meraih 38 persen dan Biden 36 persen.

Survei lain, Biden mengungguli Trump. Survei yang dilakukan Marist College pada 18 April, misalnya. Dengan 1.047 responden, Biden unggul lima poin dan tiga poin dari Trump. Survei yang dilakukan Echelon Insights pada 14 April dengan 1.020 pemilih, juga menunjukkan keunggulan Biden dengan 49 persen suara dan Trump 46 persen.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.