Tingkat Okupansi Kamar Hotel dan Homestay di Kota Batu Menurun Selama Libur Lebaran, Ini Penyebabnya

oleh -422 Dilihat
WhatsApp Image 2025 04 11 at 12.51.33
Salah satu homestay di Kota Batu. (Foto: P. Priyono) 

KabarBaik.co – Okupansi atau tingkat hunian kamar di hotel maupun homestay selama libur Lebaran beberapa waktu lalu tergolong menurun dibandingkan tahun lalu. Kondisi ini dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Onny Ardianto.

Menurut Onny, data yang dimilikinya menunjukkan bahwa nilai okupansi harian hotel selama musim liburan mencapai 39,27 persen. “Tetapi di sini prosentase data usaha jasa akomodasi yang sudah masuk secara keseluruhan tercapai di angka 90,25 persen,” kata Onny di Balaikota Among Tani, Kota Batu, Jumat (11/4).

Menurut Onny, di dalam data tersebut juga telah tercatat lima jasa usaha akomodasi dengan tingkat hunian kamar dengan nilai tertinggi. Di antaranya, Senyum World Hotel dengan 2.924 kamar terjual, The Singhasari Resort 1.494 kamar, Kontena Hotel 1.416 kamar, Golden Tulip Holland Resort 1.386 kamar, dan Aston Inn Batu 1.356 kamar.

“Data tersebut belum termasuk wisatawan yang berkunjung di jasa usaha homestay/villa yang tidak terlapor secara resmi ke paguyuban,” imbuh Onny.

Sementara itu, Ketua Indonesia Homestay Association (IHSA) Kota Batu, Natalina menyatakan, pada saat musim libur Lebaran, 28 Maret sampai 7 April 2025, secara prosentase mengalami penurunan Tingkat hunian.

“Ini sangat terasa sekali penurunan tingkat okupansi di homestay. Nah, apabila dinilai okupansi homestay menurun hingga 35 persen,” kata Natalina saat dihubungi melalui sambungan seluler.

Perempuan yang akrab disapa Lina itu menyatakan, berkurangnya jumlah wisatawan di Kota Batu sebenarnya bisa dirasakan dengan lancarnya akses jalan raya. Suasana jalan raya tidak begitu macet.

Lina menyebut sejumlah faktor yang mempengaruhi menurunnya okupansi. Tamu yang menginap di guest house, homestay, maupun vila didominasi oleh keluarga kecil. “Faktor yang berpengaruh pada penurunan okupansi, diantaranya efesiensi budgeting pada masing-masing keluarga,” paparnya.

Selain itu, lanjut Lina, juga karena adanya pertimbangan ekonomi. ”Lalu adanya event yang berkelanjutan, yaitu habis tahun baru lanjut puasa Ramadan bersamaan dengan perayaan Paskah ditambah kenaikan dan kelulusan sekolah. Ini akhirnya memutuskan untuk menghemat,” tandasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam WhatsApp Channel KabarBaik.co. Melalui Channel Whatsapp ini, kami akan terus mengirimkan pesan rekomendasi berita-berita penting dan menarik. Mulai kriminalitas, politik, pemerintahan hingga update kabar seputar pertanian dan ketahanan pangan. Untuk dapat bergabung silakan klik di sini



No More Posts Available.

No more pages to load.