KabarBaik.co- Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar meminta Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) dilakukan evaluasi menyeluruh terlebih dahulu, karena PBNU dikritik dan dicemooh banyak pihak pasca-polemik kehadiran akademisi Peter Berkowitz.
“Permintaan itu disampaikan Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar melalui surat tertanggal 25 Agustus 2025 kepada Ketua Umum PBNU perihal Penghentian/Penangguhan Pelaksanaan AKN NU dan Nota Kesepahaman PBNU dengan CSCV, setelah beliau mencermati dengan seksama beragam pemberitaan melalui beragam kanal yang berdampak sangat negatif terhadap PBNU dan Jamiyah Nahdlatul Ulama dan beragam pandangan,” kata Ketua Tim Koordinasi dan Supervisi Syuriyah PBNU Mohammad Nuh di Surabaya, Selasa (9/9).
Dalam surat itu, Rais Aam PBNU minta AKN NU dihentikan atau ditangguhkan sampai dengan adanya evaluasi secara menyeluruh yang melibatkan Tim Koordinasi dan Supervisi Pengurus Besar Syuriyah. Selain itu, Nota Kesepahaman PBNU dengan CSCV terkait materi dan narasumber kaderisasi di NU juga diminta untuk diputus pasca-polemik Peter Berkowitz itu.
Sebenarnya, surat itu awalnya hanya disampaikan kepada Ketua Umum PBNU dengan tembusan kepada Penanggung Jawab CSCV, Wakil Rais Aam, dan Ketua Tim Koordinasi dan Supervisi Syuriah PBNU. Namun, karena banyak yang menanyakan sikap Rais Aam terkait polemik AKN NU pada beberapa waktu lalu, akhirnya Rais Aam PBNU menyampaikan kepada jajaran Syuriyah PBNU bahwa Rais Aam telah mengeluarkan surat perintah penghentian/penangguhan AKN NU dan meminta evaluasi sejak tanggal 25 Agustus itu. “Bahkan, surat itu sudah disampaikan sekitar pukul 07.00 WIB dan berita media baru ramai pukul 09.15 WIB,” kata salah seorang anggota jajaran Syuriah PBNU itu.
Sebelumnya, pada 28 Agustus 2025, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan permohonan maaf atas kekhilafan dalam mengundang Peter Berkowitz tanpa memperhatikan latar belakang zionisnya. “Hal ini terjadi semata-mata karena kekurangcermatan saya dalam melakukan seleksi dan mengundang narasumber,” ujar Gus Yahya.
Bahkan, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin di Rembang, Jawa Tengah itu menegaskan bahwa hingga sekarang sikap dirinya dan PBNU terkait masalah Palestina tidak pernah berubah. Sejak dulu, NU konsisten menyuarakan hak Palestina untuk merdeka dan berdaulat. “Saya dan PBNU mengutuk tindakan-tindakan genocidal yang brutal yang dilakukan oleh pemerintah Israel di Gaza,” kata Gus Yahya.
Diketahui, Peter Berkowitz pernah menulis buku berjudul “Israel and the Struggle over the International Laws of War” (2012). Buku yang diterbitkan oleh Hoover Institution Press itu berisi pembelaan kepada Israel terhadap berbagai kritik hukum internasional, seperti Goldstone Report dan insiden flotila Gaza.
Menurut Nuh, sehari setelah polemik Orasi Ilmiah di Pascasarjana Universitas Indonesia itulah, Rais Aam langsung menerbitkan surat perintah penghentian AKN NU. “Harapannya, Ketua Umum selaku penanggung jawab kegiatan segera mengumumkan kepada publik bahwa AKN NU telah dihentikan untuk dievaluasi secara menyeluruh terlebih dahulu,” kata Nuh.
Apalagi, sejak 9 Juni 2025, jajaran Syuriyah PBNU sebenarnya sudah memberikan berbagai pandangan, saran dan masukan melalui surat kepada Ketua Umum selaku penanggung jawab AKN NU terkait jadwal dan narasumber AKN NU.
Akhirnya, kontroversi yang diprediksi sebelumnya pun terjadi pada 24 Agustus 2025 terkait kehadiran Peter Berkowitz di Pasca Sarjana UI yang menyasar PBNU, sehingga Rais Aam PBNU mengirimkan surat tertanggal 25 Agustus 2025 pada pagi hari kepada Ket pemimpin tertinggi di tubuh Jam’iyah NU,” katanya. (*)