KabarBaik.co – Banjir luapan Kali Surabaya atau Kali Mas yang merendam wilayah Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, mulai surut, Kamis (27/2). Kendati demikian, ribuan rumah masih tergenang air.
Hal itu diungkapkan Kapolsek Driyorejo Kompol Musihram. Pihaknya terus melakukan pengecekan dan monitoring situasi banjir yang melanda empat desa di wilayah tersebut, yaitu Desa Krikilan, Driyorejo, Cangkir, dan Bambe.
Menurut laporan yang diterima, luapan Sungai Kali Mas menyebabkan air menggenangi rumah-rumah warga di empat desa tersebut dengan ketinggian air mencapai 20-40 centimeter (cm).
“Kondisi terkini, banjir di Desa Krikilan ketinggian air antara 10-30 cm, merendam 465 unit rumah. Jalan-jalan lingkungan sepanjang 2 kilometer (km) tergenang, namun jalan raya dan sawah tidak terdampak,” ungkapnya.
Sementara di Desa Driyorejo, ketinggian air antara 20-40 cm, merendam 1.536 unit rumah. Jalan lingkungan sepanjang 5 km tergenang, namun jalan poros desa tetap aman.
Desa Cangkir, ketinggian air antara 20-40 cm, merendam 350 unit rumah. Jalan lingkungan sepanjang 2 km tergenang, sementara jalan raya dan sawah tidak terdampak.
“Dan di Desa Bambe metinggian air antara 20-40 cm, merendam 315 unit rumah dan 150 kepala keluarga. Jalan lingkungan sepanjang 1 km tergenang,” tandasnya.
Meski begitu, kondisi air mulai surut, meskipun pemukiman warga di sepanjang aliran Sungai Kalimas masih terendam. Di Desa Driyorejo, relokasi warga terdampak banjir dilakukan di Masjid Al Mutaqin.
Sementara di Desa Bambe, warga yang terdampak mengungsi di Gedung Serbaguna dan Aula TPQ Desa Bambe.
Dapur umum juga telah didirikan di beberapa titik, antara lain di Dusun Semambung, Desa Driyorejo, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak.
“Saat ini, sebagian warga yang tinggal di Kampung Baru, Desa Bambe, sudah pindah ke tempat yang lebih aman, seperti musala dan gedung serba guna,” tandasnya.
Kejadian ini disebabkan oleh luapan Sungai Kali Mas, yang berasal dari pecahan Sungai Brantas di Kabupaten Mojokerto. Pihak berwenang menginformasikan bahwa aliran air cenderung meningkat karena kebijakan operasional yang tidak membuka sepenuhnya rolak Gunungsari Surabaya, sebagai antisipasi banjir di wilayah Surabaya.
Hingga saat ini, belum ada data pasti terkait kerugian materiil akibat bencana ini, dan laporan korban jiwa masih nihil. Kepolisian dan instansi terkait terus memantau perkembangan situasi dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.(*)