KabarBaik.co – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Malang terus meneguhkan komitmennya dalam memberikan layanan rehabilitasi sosial dan pelatihan vokasional secara gratis bagi penyandang disabilitas netra dari seluruh wilayah Jawa Timur. Lembaga tersebut berada di bawah naungan Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Timur.
Keseluruhan program dan fasilitas yang tersedia mulai dari pelatihan keterampilan, akomodasi, makan, layanan kesehatan, hingga pembinaan spiritual, diberikan tanpa dipungut biaya. Hal itu sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap kelompok rentan yang membutuhkan dukungan berkelanjutan.
Program pelatihan berlangsung selama dua hingga tiga tahun yang mencakup keterampilan pijat refleksi, spa tradisional, orientasi mobilitas, pelatihan komputer bicara (screen reader), serta bimbingan kewirausahaan dan sosial. Penerima manfaat juga difasilitasi untuk praktik langsung melalui unit spa-net, layanan pijat dan spa yang terbuka untuk umum dan dijalankan oleh para peserta dengan pendampingan profesional.
Kepala UPT RSBN Malang Kota, Firdaus Sulistijiawan menyatakan, pendekatan rehabilitasi di lembaganya tidak hanya berorientasi pada keterampilan teknis, tetapi juga penguatan mental dan sosial.
“Seluruh layanan di RSBN Malang kami berikan secara gratis, karena negara hadir untuk mendukung kelompok disabilitas agar tidak tertinggal. Kami ingin mencetak pribadi-pribadi tangguh yang bisa hidup mandiri dan produktif,” ungkapnya saat ditemui di Kantor Kepala Bidang RSBN, Senin (16/6).
Salah satu peserta bernama Fridana, penyandang disabilitas netra asal Banyuwangi, menyampaikan rasa syukurnya atas pelatihan yang diikuti. “Saya merasa sangat terbantu. Di sini bukan hanya belajar pijat, tapi juga belajar hidup mandiri. Saya ingin pulang dan membuka usaha pijat sendiri agar bisa membantu keluarga. Terima kasih RSBN Malang sudah memfasilitasi semuanya secara gratis,” ujarnya.
UPT RSBN Malang juga rutin mengadakan kegiatan pembinaan keagamaan, pelatihan seni budaya, dan pendidikan karakter untuk menyeimbangkan aspek keterampilan dan kepribadian. Dengan pelayanan holistik, lembaga ini berhasil memberdayakan ratusan penyandang disabilitas netra agar mampu beradaptasi, mandiri, dan bahkan menjadi pelopor perubahan di komunitasnya masing-masing. (*)
