KabarBaik.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Trenggalek resmi menutup sementara operasional tambak udang di Kecamatan Munjungan setelah mendapat laporan pencemaran lingkungan yang diduga berasal dari aktivitas tambak tersebut. Penutupan ini juga merupakan respon atas demonstrasi warga setempat yang merasa lingkungan mereka tercemar.
Keputusan ini tertuang dalam surat bernomor 500.5.1/1574/406.024/2024 yang dikeluarkan pada 11 Oktober 2024. “Dengan adanya demonstrasi warga Munjungan pekan lalu, kami mengeluarkan surat pemberhentian sementara operasional budidaya tambak udang,” ungkap Pjs Bupati Trenggalek, Dyah Wahyu Ermawati, Rabu (16/10).
Penutupan sementara ini diterapkan pada tambak udang yang mencakup area seluas 9,5 hektar yang dikelola oleh lima perusahaan. Langkah ini diambil guna memastikan sumber pencemaran, apakah berasal dari limbah tambak udang atau dari limbah domestik lainnya.
Menurut Erma, evaluasi dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) menunjukkan bahwa beberapa tambak belum memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memadai. “Dari hasil evaluasi dinas terkait, ada beberapa tambak yang belum membuat IPAL, sementara ada yang sudah memiliki namun belum beroperasi secara maksimal,” jelasnya.
Ia juga berharap penutupan sementara ini akan mendorong para pelaku usaha tambak untuk lebih memperhatikan kelestarian lingkungan dalam menjalankan bisnis mereka. “Kami berharap penghentian ini meningkatkan kesadaran pelaku tambak untuk menjalankan bisnis secara lestari,” lanjutnya.
Selain masalah pencemaran, tambak udang tersebut juga diduga melanggar Rencana Tata Ruang Wilayah (RT-RW). Indikasi pencemaran ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, yang pada akhirnya memicu polemik dan mendorong warga setempat untuk menggelar aksi protes menuntut tindakan tegas dari pemerintah.
Dengan adanya langkah tegas dari pemerintah daerah ini, Pemkab Trenggalek berharap masalah pencemaran lingkungan dapat segera teratasi. “Kami berharap para pengusaha tambak bisa mematuhi aturan yang berlaku untuk menjaga kelestarian lingkungan,” tutup Erma. (*)