KabarBaik.co – Penghentian pembangunan gereja di Kediri viral di medsos. Narasi di medsos menyebut pembangunan Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojoroto dihentikan oleh Pemkot Kediri.
Narasi itu menyebut alasan penghentian pembangunan GKJW dikarenakan tidak berizin. Padahal pihak gereja melalui Pendeta Puput mengaku telah mengantongi dukungan 65 warga sekitar dan 200-an warga jemaat.
Pihak gereja juga mengajukan izin ke FKUB, namun prosesnya tidak mulus. Di sisi lain, ada beberapa aktor luar RT yang menggalang dukungan warga untuk menolak pembangunan gereja.
Mediasi beberapa kali dilakukan yang melibatkan penmkot, FKUB, dan tokoh-tokoh agama setempat. Namun beberapa pihak menuntut agar tanda tangan yang telah dikumpulkan panitia pembangunangereja dianggap tidak ada dan narus mulai lagi dari nol.
Pendeta Puput menyebut puncak dari upaya penghentian pembangunan gereja terjadi pada Minggu, 27 Juli 2025 bertempat di rumah Ketua RT 17. Panitia pembangunan gereja dihakimi massal oleh pihak pemerintahan dan warga yang disebut Pendeta Puput dimotori oleh seseorang berinisial M.
Keesokan harinya, Senin, 28 Juli 2025 Polsek Mojoroto memanggil panitia pembangunan gereja dan memerintahkan agar pembangunan dihentikan total. Atas perintah itu, panitia pembangunan gereja akhirnya menghentikan pembangunan untuk waktu yang belum ditentukan.
Ketua FKUB Kota Kediri H Moh Salim membenarkan adanya viral penghentian pembangunan gereja. Salim menganggap apa yang viral tersebut terlalu dilebihkan karena FKUB tidak pernah menolak pendirian rumah ibadah.
Salim meminta agar isu-isu yang beredar di luar baik di medsos maupun masyarakat bisa disikapi dengan lebih bijaksana.
“FKUB tidak pernah menolak pendirian rumah ibadah. Kami hanya memastikan semua prosedur dijalankan dengan baik, dan masyarakat sekitar mendukung penuh pendirian itu, terkait isu isu yang beredar baik di sosial media maupun di masyarakat baiknya disikapi dengan bijaksana,” kata Salim. (*)