Wajib Coba! Es Campur Said Legendaris di Kota Batu Sejak 1954

Reporter: P. Priyono
Editor: Andika DP
oleh -58 Dilihat
Pak Said saat meracik es campur. (Foto: P. Priyono)

KabarBaik.co – Tepatnya terletak di samping Barat Masjid An Nur Alun-alun, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu Es Campur Said berada.

Sejak puluhan tahun lalu masyarakat mengenalnya dengan rasa dan racikan es campur yang khas. Dengan cara manual es dilembutkan atau diserut lalu dituang dalam mangkuk.

Mengapa dijuluki Es Campur Said, karena pemilik juga penjualnya yaitu Muhammad Said atau lebih dikenal dengan nama panggilan Pak Said.

Karena usianya sudah lanjut, 85 tahun, Pak Said tampak gemetaran saat memegang semangkok es campur bikinannya. Kendati demikian, masih banyak pelanggan yang rela menunggu.

Baca juga:  Sepuluh Pasutri Ikuti Sidang Isbat Nikah Terpadu di Kemenag Kota Batu

Pak Said berjualan sejak 1954 silam. Ada yang unik dari es campur tradisional yang dia jual, bisa dilihat dari kandungan gula yang dipakai.
Semangkuk es campur yang disajikan Pak Said juga sederhana saja, namun komplit.

Mulai agar-agar, tape, ketan hitam, kacang hijau, kolang-kaling, mutiara hingga roti.
Sedangkan, es campur Pak Said tampak lebih menggairahkan saat melihat serutan es yang menggunung dengan siraman sirup dan susu kental manisnya.

“Sejak dulu ya saya jualan es, ya kayak begini. Gak banyak yang berubah. Alhamdulillah tetap sehat dan masih bisa jualan sampai sekarang,” tutur Pak Said sambil menyerut es batunya dengan manual, Minggu (21/4).

Baca juga:  Terobosan Zero Waste Taman Rekreasi Selecta Diapresiasi Kemenparekraf RI

Sehari-hari banyak kalangan yang menjadi pelanggan Es Campur Said ini. Mulai tua, muda hingga anak-anak. Dari warga sekitar bahkan dari luar kota.

Bahkan langganannya yang dulu masih anak-anak namun sekarang sudah di luar negeri masih ingat kepadanya.

”Kadang mereka pas pulang ya nyemperin ke sini. Nanya kabar sambil cerita-cerita masa dulu. Ada langganan dulu masih SMP, sering saya kasih es. Sekarang udah kerja di Australia,” ujarnya.

Baca juga:  Tingkatkan Wisatawan, Disparta Kota Batu Merangkul Musisi Lokal Gelar Konser Musik Rock Gunung

Dan, karena usianya yang sudah senja, Pak Said kini sudah tak lagi mematok target penghasilan. Kadang dia juga banyak menggratiskan pengunjung, apalagi anak-anak sekolah.

”Dulu awal jual harganya ya sekitar 50 sen. Terus berubah-ubah sampai sekarang tetap di harga Rp 5 ribu. Kalau misal ada anak-anak pulang sekolah cuma Rp 2-3 ribu gak papa, malah kadang saya gratisi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel kabarbaik.co yang lain di Google News


No More Posts Available.

No more pages to load.