KabarBaik.co – Wali Kota Batu, Nurochman, meraih penghargaan Tokoh Pelopor Pendidikan Unggul (Excellence in Education Pioneer) dalam ajang Anugerah Sapta Aghita (ASA) 2025 yang diselenggarakan KabarBaik.co pada HUT ke-2 di Whiz Lux Hotel Spazio, Surabaya, Jumat (31/10).
Penghargaan tersebut diberikan atas kepemimpinan visioner dan komitmen kuat Nurochman dalam menghadirkan berbagai program inovatif di bidang pendidikan di Kota Batu. Sejak menjabat bersama Wakil Wali Kota, Heli Suyanto, keduanya konsisten membawa visi besar dalam pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan.
Sejumlah program unggulan yang digagas di antaranya Beasiswa 1.000 Sarjana, penguatan pendidikan anak usia dini (PAUD), serta pengembangan pendidikan berkelanjutan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Upaya tersebut dinilai mampu mendorong pemerataan akses pendidikan sekaligus peningkatan prestasi siswa di berbagai jenjang.
“Pendidikan adalah investasi masa depan. Kami ingin anak-anak Kota Batu punya kesempatan menempuh pendidikan tinggi agar bisa mandiri dan berdaya,” ujar Nurochman.
Konsistensinya dalam membangun ekosistem pendidikan inklusif dan berkualitas menjadikan Kota Batu sebagai salah satu contoh transformasi pendidikan unggul dan berdaya saing di Jawa Timur.
Ajang ASA 2025 yang mengusung tema “Transformation of Goodness” ini menghadirkan tujuh tokoh inspiratif dari berbagai bidang yang dinilai memiliki dedikasi dan inovasi dalam menebar kebaikan serta kebermanfaatan bagi masyarakat.
Gerakan pendidikan yang digagas Nurochman pun mendapat dukungan luas dari masyarakat dan kalangan akademisi, menjadi bukti bahwa arah kebijakan pendidikan di Kota Batu dinilai tepat dan berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Dari Tukang Sapu hingga Wali Kota
Perjalanan hidup Nurochman atau yang akrab disapa Cak Nur menjadi kisah inspiratif tersendiri. Pria kelahiran 7 Maret 1969 ini memulai kariernya sebagai tukang sapu di Hotel Victory Kota Batu pada 1995. Ketekunan dan integritasnya membuatnya dipercaya menjadi Ketua Serikat Pekerja Hotel Victory (2001–2004).
Selepas dari dunia perhotelan, ia beralih menjadi wirausahawan sayuran organik dan jamur tiram putih, serta sempat bekerja di Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kota Batu selama lima tahun. Pengalaman tersebut disebutnya sebagai “kuliah kehidupan” yang memperkaya wawasan tentang tata kelola pemerintahan daerah.
Pada 2006-2007, Cak Nur juga dipercaya menjadi Penjabat Kepala Desa Sumberejo, desa tempat ia dibesarkan dan menimba ilmu sejak kecil.
Aktif di Dunia Organisasi dan Politik
Sejak muda, Cak Nur dikenal aktif di berbagai organisasi. Ia pernah menjabat Sekretaris BP KNPI Kota Batu (1991-1996) dan Ketua PC IPNU Kota Batu (1993-1997).
Dalam dunia politik, ia bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan kini menjabat sebagai Ketua DPC PKB Kota Batu sejak 2010 hingga sekarang. Di bawah kepemimpinannya, PKB berhasil meraih suara terbanyak di Kota Batu pada Pemilu 2024, menyalip dominasi PDI Perjuangan.
Selain itu, Cak Nur juga aktif di berbagai lembaga sosial dan olahraga, antara lain sebagai Ketua Dewan Penasehat PC GP Ansor Kota Batu (2020-2024) dan Ketua Pengkot Pelti Kota Batu (2023-2028).
Kepemimpinan Baru Menuju “MBATU SAE”
Terpilihnya pasangan Nurochman-Heli Suyanto pada Pilkada 2024 menjadi babak baru kepemimpinan di Kota Batu. Pasangan ini resmi dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu periode 2025-2030 setelah unggul dengan 65.684 suara, tanpa adanya sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK).
Kini, di bawah kepemimpinan mereka, Pemkot Batu tengah berupaya memperkuat pondasi pembangunan menuju visi besar “MBATU SAE” yakni Masyarakat Sejahtera, Mandiri, dan Berdaya Saing. “Pemerintah saat ini berkomitmen menjadikan setiap kebijakan pembangunan berorientasi pada hasil nyata yang bisa dirasakan langsung masyarakat,” tegas Nurochman.
Selain sektor pendidikan, Pemkot Batu juga fokus pada lingkungan dan pariwisata hijau dengan mendorong tata kelola wisata berkelanjutan serta pengembangan pertanian ramah lingkungan.
Cak Nur juga menekankan pentingnya pelestarian kearifan lokal dan budaya sebagai jati diri Kota Batu. “Inovasi boleh maju, tapi jangan meninggalkan akar budaya yang menjadi ruh masyarakat Batu,” tandasnya.
Menurutnya, keberhasilan pembangunan bukan hanya diukur dari proyek fisik, melainkan dari kemampuan masyarakat mempertahankan nilai sosial, gotong royong, dan kepekaan terhadap lingkungan. (*)
