KabarBaik.co – Warga Banyuwangi tumpah ruah memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-80, Minggu (17/8). Salah satu yang unik digelar di dermaga beton apung di Pelabuhan Marina Boom, Kabupaten Banyuwangi.
Warga menggeler upacara, uniknya pengibar bendera, pemimpin upacara, dan peserta berada di atas dermaga yang mengambang di tengah lautan.
Upacara dimulai pukul 07.00 WIB dan berlangsung selama sekitar sejam. Empat petugas pengibar melaksanakan prosesi tersebut di atas dermaga apung. Tiang bendera terpasang kokoh di sana.
Inspektur upacara Sersan Mayor Sunoto mengatakan, upacara pengibaran bendera di dermaga apung merupakan pengalaman baru yang luar biasa.
“Kami bisa melihat pemandangan sekeliling dari atas laut di lokasi pengibaran bendera. Bagi saya, pengalaman ini sungguh istimewa,” kata anggota TNI Angkatan Laut itu.
Ia berharap, upacara tersebut bisa menginspirasi para generasi muda untuk cinta Indonesia sekaligus cinta akan bahari.
“Saya juga salut, karena ternyata ada karya dari putra Banyuwangi berupa beton apung yang bisa dipakai untuk kegiatan seperti ini,” ungkapnya.
Menlu, penggagas upacara bendera di atas dermaga ponton apung sekaligus pemilik dermaga apung, mengatakan, proses pengibaran bendera digelar seperti pada umumnya.
“Mulai dari persiapan hingga pengibaran Sang Merah Putih. Bedanya, kali ini dilakukan di atas dermaga beton terapung,” ujar Menlu.
Digelarnya upacara di dermaga yang mengambang di atas laut bukan tanpa alasan.
“Seperti yang kita tahu, wilayah daratan Indonesia hanya sekitar 30 persen, sementara lautannya mencapai hampir 70 persen. Maka kemerdekaan Indonesia yang utuh bukan hanya di darat, tetapi juga di laut,” ungkap dia.
Ia berharap, upacara tersebut bisa menginspirasi. Termasuk mengingatkan kembali akan peran para pahlawan bangsa di lautan untuk menjaga keamanan republik.
Menlu mengatakan, dermaga beton apung yang dipakai untuk upacara memiliki ukuran 4 meter x 20 meter.
“Pada prinsipnya, segala hal yang bisa dilakukan di darat juga bisa dilakukan di atas dermaga apung. Misalnya untuk mendirikan rumah, restoran terapung, hingga fungsi utama sebagai tempat sandar kapal,” sambungnya.
Ia menjelaskan, dermaga beton terapung sebenarnya sudah banyak dimanfaatkan di negara lain.
“Di Indonesia, keberadaannya sangat strategis karena kita memiliki ribuan pulau yang sulit dijangkau. Dermaga terapung bisa menjadi salah satu solusi. Selain efisien secara biaya, juga mampu menjangkau hampir seluruh wilayah kepulauan Indonesia,” tutur dia.
Secara spesifikasi, dermaga apung tersebut memiliki kamampuan angkut sekitar 40 ton.
“Tadi saat upacara, hanya digunakan sekitar 30 orang dengan berat rata-rata 80 kilogram. Jadi totalnya hanya 3,2 ton. Artinya, masih jauh di bawah kapasitas maksimal,” ujarnya.(*)